Archive for June, 2008

Tutorial bahasa Jepang Tae Kim: Partikel-partikel untuk verba (kata kerja)

Senin, 30 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Bab mengenai partikel-partikel yang penting untuk verba pada Tutorial Bahasa Jepang Tae Kim telah diterjemahkan. Secara spesifik, di sini kamu akan dikenalkan dengan partikel を, に, へ, dan で. Dengan ini, kamu bisa mengatakan hal-hal seperti “saya makan ikan“, “dia pergi ke sekolah”, “dia bermain di taman”, dan “dia menulis menggunakan spidol”. Bab berikutnya yang akan diterjemahkan adalah tentang verba transitif dan intransitif.

Bagi yang belum tahu: Apa itu Tutorial Tae Kim?

Tutorial Tae Kim adalah tutorial bahasa Jepang yang berusaha menerangkan dengan cara yang masuk akal, mengajak kamu berpikir tentang bahasa Jepang sebagaimana orang Jepang memahaminya. Di antara berbagai buku tentang bahasa Jepang yang pernah saya baca, inilah pegangan yang menurut saya terbaik dan paling mudah dimengerti (oleh karenanya saya menerjemahkannya).

Untuk menikmatinya, kamu sebelumnya harus bisa membaca hiragana dan katakana. Namun jangan khawatir, kalau saat ini kamu belum ada waktu untuk mempelajari kedua jenis huruf tersebut, artikel-artikel pada Yumeko akan seringkali mengambil materi dari tutorial Tae Kim dan disajikan dengan disertai romaji.

Nanti kalau bab yang diterjemahkan sudah cukup banyak, saya akan menyediakan versi zip-nya agar kamu bisa mudah berbagi materi belajar bahasa Jepang tersebut ke teman-teman.

Kanjiku: Batu di sungai (石 dan 川)

Minggu, 29 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Kali ini kita akan belajar lagi dua kanji yang mudah. Kedua kanji tersebut diajarkan di kelas 1 SD dan berhubungan dengan alam.

Batu: 石 (ishi)

Bahasa Jepangnya batu adalah ishi. Untuk mengingat kata tersebut, bayangkan seorang pesilat yang disuruh berlatih oleh gurunya mendaki gunung dan melewati lembah. Agar latihannya berat, dia harus membawa ransel ishi batu (isi batu):

Nemonik \"ishi\" ke \"batu\" - bawa ransel ishi batu (isi batu)

(more…)

Tutorial Watarasebashi #10 – Pengelompokan kana

Jum'at, 27 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Watarasebashi timur
Jembatan Watarase – watarasehashi atau watarasebashi?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah meninjau huruf-huruf Jepang, kita sekarang akan mulai membahas lagu Watarasebashi dari awal. Romaji akan disertakan sepanjang tutorial, namun ingat bahwa itu ada agar mereka yang masih belajar kana bisa langsung mengikuti artikel-artikelnya.

Pembahasan akan dimulai dari judulnya yaitu “Watarasebashi” yang artinya Jembatan Watarase. Kata tersebut dibentuk dari watarase yang merupakan suatu nama dan hashi yang artinya jembatan. Pertanyaannya, kenapa jadinya watarasebashi dan bukan watarasehashi?

(more…)

Tutorial Watarasebashi #09 – Penggunaan masing-masing jenis huruf Jepang

Rabu, 25 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

\"kira kira\", efek suara pada bahasa Jepang yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya
Kerlap-kerlip pantulan cahaya matahari yang digambarkan dengan kata “kira kira”. Bagaimana menuliskannya?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di Indonesia huruf besar dan kecil memiliki fungsinya masing-masing. Contohnya, huruf besar digunakan untuk mengawali kalimat, mengawali nama orang, dan untuk singkatan. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan dari masing-masing huruf yang ada di bahasa Jepang.

Penggunaan kanji

Secara umum, kalau suatu kata memiliki kanji maka dia akan ditulis menggunakan kanjinya. Pada lagu Watarasebashi, contohnya adalah 私 (watashi, saya), 電話 (denwa, telepon), dan 見る (miru, melihat).

Walaupun begitu, ada juga kata-kata tertentu yang secara historis memiliki kanji tapi tidak digunakan di bahasa Jepang modern. Contohnya, “suru” (melakukan) sebetulnya memiliki penulisan kanji 為る tapi sekarang penulisan tersebut sama sekali tidak dipakai. Saat ini “suru” selalu ditulis sepenuhnya dengan hiragana yaitu する.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #08 – Katakana

Selasa, 24 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Katakana pada lirik lagu Watarasebashi
Katakana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari hiragana dan kanji, sekarang kita akan mempelajari jenis huruf terakhir yang unik bagi bahasa Jepang yaitu katakana. Terakhir kita akan mempelajari penggunaan masing-masing jenis huruf yang ada.

Katakana

Katakana pada intinya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Katakana digunakan terutama untuk kata-kata serapan, seperti yang akan dicontohkan nanti. Semua huruf hiragana pasti ada padanan katakananya. Sebagai contoh, “ma” pada hiragana adalah ま dan pada katakana adalah マ. “erika” jika ditulis dengan hiragana adalah えりか, dan jika ditulis dengan katakana menjadi エリカ. Pembahasan mengenai suara pada hiragana juga berlaku pada katakana.

(more…)

Tutorial bahasa Jepang Tae Kim: Bentuk lampau verba (kata kerja)

Senin, 23 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Materi dan soal latihan untuk bab bentuk lampau verba pada tutorial Tae Kim telah diterjemahkan. Sekarang, kamu bisa mengungkapkan hal-hal seperti “kemarin makan”, “waktu itu melihat”, dan sebagainya! Bab berikutnya yang akan diterjemahkan adalah tentang partikel-partikel yang biasa dipakai bersamaan dengan verba (を、に、へ、で).

Bagi yang belum tahu: Apa itu Tutorial Tae Kim?

Tutorial Tae Kim adalah tutorial bahasa Jepang yang berusaha menerangkan dengan cara yang masuk akal, mengajak kamu berpikir tentang bahasa Jepang sebagaimana orang Jepang memahaminya. Di antara berbagai buku tentang bahasa Jepang yang pernah saya baca, inilah pegangan yang menurut saya terbaik dan paling mudah dimengerti (oleh karenanya saya menerjemahkannya).

Untuk menikmatinya, kamu sebelumnya harus bisa membaca hiragana dan katakana. Namun jangan khawatir, kalau saat ini kamu belum ada waktu untuk mempelajari kedua jenis huruf tersebut, artikel-artikel pada Yumeko akan seringkali mengambil materi dari tutorial Tae Kim dan disajikan dengan disertai romaji.

Nanti kalau bab yang diterjemahkan sudah cukup banyak, saya akan menyediakan versi zip-nya agar kamu bisa mudah berbagi materi belajar bahasa Jepang tersebut ke teman-teman.

Tutorial Watarasebashi #07 – Okurigana dan tips belajar kanji

Minggu, 22 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi
Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode terakhir dan sebelumnya, semua kata-kata yang muncul bisa ditulis sepenuhnya menggunakan kanji. Namun sebetulnya ada juga kata-kata yang penulisan kanjinya harus diakhiri hiragana! Hiragana yang menguntit tersebut dinamakan okurigana, yang pada gambar di atas ditandai dengan warna ungu.

Okurigana

Di lagu Watarasebashi, okurigana misalnya muncul pada kata “miru” yang artinya “melihat”. Penulisannya menggunakan kanji adalah 見る, yaitu kanji yang artinya “melihat” (見) ditambah dengan hiragana “ru” (る). Hiragana る tersebut adalah okurigana.

(more…)

onaji VERBA nara: kalau memang

Sabtu, 21 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Ini adalah artikel dengan tingkat kesulitan “menegah atas” pertama di Yumeko. Sebelumnya, kamu sudah harus mengerti bentuk pengandaian nara dan beberapa konstruksi penting lain yang dipakai di contohnya.

Di sini kita akan membahas struktur onaji VERBA nara. onaji umumnya berarti “sama”, namun arti itu tidak dipakai di sini. Pola yang sedang kita bahas adalah suatu ungkapan idiomatis dan arti keseluruhannya adalah “Kalau memang …”.

Inilah beberapa contoh kalimatnya:

同じ行くなら早いほうがいい。[1]
onaji iku nara hayai hou ga ii
Kalau memang kita akan pergi, lebih baik berangkat cepat.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #06 – Bacaan kun dan on untuk kanji

Jum'at, 20 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi
Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode sebelumnya, kita telah melihat bahwa satu kanji bisa memiliki lebih dari satu arti, dan karenanya lebih dari satu cara membaca. Contohnya, 空 bisa dibaca “sora” yang artinya “langit” dan bisa juga “kara” yang artinya “kosong”. Namun banyak juga kanji yang artinya hanya satu, tapi cara membacanya lebih dari satu! Kok bisa?

(more…)

Berita: Rencana menambahkan 188 kanji ke daftar Jouyou Kanji

Kamis, 19 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Catatan: Kami memutuskan untuk membuka segmen baru di Yumeko yaitu segemen berita. Di segemen ini akan diposting berita-berita yang terutama berhubungan dengan pendidikan bahasa Jepang.]

Jouyou kanji adalah 1.945 kanji kompilasi pemerintah yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah. Kalau kita lihat dari sejarahnya, Jouyou kanji merupakan pengembangan dari Touyou kanji (tahun 1946, 1850 kanji). Tujuan Touyou kanji waktu itu adalah sebagai tahap awal rencana radikal pemerintah menghapus kanji di Jepang. Tentunya rencana tersebut mendapat banyak tentangan, dan akhirnya Touyou kanji dan berikutnya Jouyou kanji hanya berfungsi sebagai kanji yang disarankan penggunaannya oleh pemerintah.

(more…)