色もデザインも素敵
iro mo dezain mo suteki
Baik warna maupun desainnya indah
色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah
Pada penggunaan seperti ini, sebagai alternatifnya kamu bisa juga menggunakan to ii. Ini berasal dari to iu (と言う) yang gunanya untuk mengutip benda atau hal yang dimaksud. Jadi arti literalnya mungkin semacam “Mau ngomongin A kek, mau ngomongin B kek, … (kesemuanya sama)”. Lihat contoh berikut:
色といいデザインといい素敵
iro to ii dezain to ii suteki
Baik warna maupun desainnya indah
色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah
to ii terdengar lebih kuat dibandingkan dengan mo. Karena tata bahasanya sendiri sangat mudah, postingan kali ini cukup diakhiri dengan contoh-contoh lain agar semakin mengerti:
顔といい性格といい、彼女に悪いとこはない
kao to ii seikaku to ii, kanojo ni warui toko wa nai
Tidak ada kekurangan baik pada wajah maupun perilakunya
顔 (kao): wajah
性格 (seikaku): perilaku
彼女 (kanojo): dia (perempuan)
悪い (warui): buruk
とこ (toko): aspek
ない (nai): tidak ada
Pada contoh di atas, toko adalah singkatan dari tokoro. Arti dasarnya adalah “tempat”, namun kata tersebut bisa juga menunjuk waktu atau aspek abstrak seperti pada contoh di atas.
味といい、香りといい、また姿といい、アユは川魚の中でも一番だよ
aji to ii, kaori to ii, mata sugata to ii, ayu wa kawauo no naka de mo ichiban da yo
Baik dari segi rasa, aroma, dan juga bentuk, ikan ayu adalah yang terbaik di antara ikan air tawar
味 (aji): rasa
香り (kaori): wangi, aroma
また (mata): dan, juga
姿 (sugata): bentuk, penampilan
アユ (ayu): nama ikan
川魚 (kawauo): ikan air tawar, ikan sungai
中 (naka): dalam
一番 (ichiban): terbaik, nomor satu
Pada contoh di atas, bisa dilihat bahwa pola to ii bisa juga digunakan untuk lebih dari dua benda.
Contoh terakhir diambil dari cerita Air.
二人のそばに近寄ると、神奈の顔色が悪かった。頬といい額といい、汗が滝のように出ている。
futari no soba ni chikayoru to, kanna no kaoiro ga warukatta. hoo to ii hitai to ii, ase ga taki no you ni dete iru.
Saat aku mendekati mereka, wajah Kanna terlihat pucat. Keringat mengalir bagai air terjun baik di pipi maupun dahinya.
二人 (futari): dua orang
そば (soba): sisi, sebelah
近寄る (chikayoru): mendekat
神奈 (kanna): Kanna (nama orang)
顔色 (kaoiro): rona muka, air muka
悪い (warui): buruk
頬 (hoo): pipi
額 (hitai): dahi
汗 (ase): keringat
滝 (taki): air terjun
のように (no you ni): bagai
出る (deru): keluar
Mungkin kelihatannya ini tata bahasa tingkat tinggi, tapi teman Jepang saya pernah menggunakannya saat ngobrol dengan saya! Katanya, “A-san to ii, B-san to ii, minna hen na hito da yo ne?” (Baik A-san maupun B-san, semuanya orang aneh ya?). Jadi ingat baik-baik, karena pasti berguna juga buatmu suatu saat!
]]>Pada bahasa Indonesia, banyak bentuk kamus verba yang sudah langsung merupakan bentuk perintah. Contohnya adalah “Makan!”, “Baca!”, dan “Pergi!” Di bahasa Jepang, kita tentunya juga bisa memberikan perintah. Namun kita perlu mengubah verbanya menjadi bentuk perintah terlebih dahulu. Aturannya merupakan salah satu yang tergampang di bahasa Jepang, jadi kamu bisa dengan mudah bersenang-senang (atau mendapat masalah).
Sebelumnya, ingatlah bahwa ini adalah bahasa yang sangat kasar sehingga seharusnya kamu tidak akan sering memerlukannya. Untuk meminta orang melakukan sesuatu, banyak pilihan sopan lain yang tersedia misalnya menggunakan -te kudasai.
Hanya saja, bentuk perintah sangat sering muncul di media seperti dorama, anime, dan manga sehingga kamu perlu mengetahuinya. Saat kamu menemui bentuk ini, perhatikan baik-baik konteksnya. Contohnya adalah dua orang yang sedang bertarung dan meneriakkan “shine!” (Mati sana!). Dalam hal ini, karena mereka memang berniat saling menghabisi tentunya tidak perlu bersopan-sopan.
Untuk melakukan konjugasinya, kamu harus bisa membedakan antara verba-ru dan verba-u. Setelahnya ikuti aturan berikut:
Untuk membuat bentuk perintah negatif, kita tinggal menempelkan na di belakang verbanya. Aturan sederhana ini berlaku untuk semua verba. Perhatikan juga bahwa ada akhiran kalimat na yang menyatakan emosi, namun ini berbeda dengan na yang dipelajari di sini (bisa diketahui dari konteks dan intonasinya).
Perhatikan bahwa suru na bisa disingkat menjadi sun na.
Di bagian ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan bentuk perintah. Semuanya diambil dari anime CLANNAD AFTER STORY.
Download: kue.mp3 (175 KB)
tomoya: hora, kue.
ushio: waa.
tomoya: doushita, hitori de taberareru darou.
ushio: itadakimasu.
Tomoya: Nih, makan!
Ushio: Waah.
Tomoya: Kenapa? Bisa makan sendiri kan?
Ushio: Selamat makan.
ほら (hora): lihat!
食う (kuu): makan
どうした (doushita): ada apa?/apa yang terjadi?
独り (hitori): sendiri
食べる (taberu): makan
いただきます (itadakimasu): ungkapan sebelum makan
Ini adalah pembicaraan seorang bapak kepada anaknya. Kata dasarnya adalah kuu (makan) yang merupakan bentuk vulgar taberu.
Download: ro-na.mp3 (175 KB)
naoyuki: sore ja, koko de.
tomoya: karada ni ki o tsukero yo.
naoyuki: aa.
tomoya: sake, nomisugiru na yo.
naoyuki: aa.
Naoyuki: Kalau begitu, sampai di sini ya…
Tomoya: Jaga kesehatan loh!
Naoyuki: Iya.
Tomoya: Jangan terlalu banyak minum sake loh!
Naoyuki: Iya.
それじゃ (sore ja): kalau begitu
ここ (koko): di sini
体 (karada): tubuh
気をつける (ki o tsukeru): berhati-hati
ああ (aa): iya
酒 (sake): sake, minuman beralkohol
飲みすぎる (nomisugiru): minum terlalu banyak
Di atas adalah perkataan seorang anak yang sudah dewasa kepada ayahnya. Bukan cara bicara yang sopan ke orang tua, tapi mengingat bahwa si anak ditinggal ibunya sejak kecil dan si ayah hidupnya kacau, maka bisa dipahami juga bahwa anak tersebut kehilangan rasa hormatnya kepada ayahnya sehingga gaya bicaranya seperti itu.
Download: koi.mp3 (102 KB)
隠れているつもりか。丸見えだぞ。こっち来いよ、んなとこ立ってないで。
kakurete iru tsumori ka. marumie da zo. kocchi koi yo, nna toko tatte nai de.
Mau sembunyi nih ceritanya? Keliatan jelas tahu nggak. Ayo ke sini, jangan berdiri di tempat kaya gitu.
隠れる (kakureru): bersembunyi
つもり (tsumori): rencana
丸見え (marumie): kelihatan jelas
こっち (kocchi): sini
来る (kuru): datang
んな (nna): seperti itu
とこ (toko): tempat
立つ (tatsu): berdiri
Dialog di atas juga pembicaraan ayah ke anaknya. nna merupakan singkatan sonna (seperti itu).
Download: tekure.mp3 (176 KB)
渚、待ってくれよ、渚。もう少し、話をしよう。聞いてくれてるだけでいいから。
nagisa, matte kure yo, nagisa. mou sukoshi, hanashi o shiyou. kiite kureteru dake de ii kara.
Nagisa, tunggu Nagisa! Kita bicara sedikit lagi yuk. Kamu cukup dengerin aja kok.
渚 (nagisa): pantai (nama orang)
待つ (matsu): menunggu
もう (mou): lebih, lagi
少し (sukoshi): sedikit
話 (hanashi): pembicaraan
する (suru): melakukan
聞く (kiku): mendengarkan
くれる (kureru): melakukan sesuatu untuk orang lain
たげ (dake): hanya
いい (ii): baik
Ini adalah pembicaraan suami kepada istrinya yang baru melahirkan, berusaha agar istrinya tidak hilang kesadaran. Bentuk perintah dari -te kureru yaitu -te kure lebih mengandung makna permohonan dibanding bentuk perintah langsungnya (dalam hal ini mate).
Selain konjugasi yang diberikan di atas, suru juga bisa memiliki bentuk perintah seyo. Selain itu, verba-ru juga bisa dibuat ke bentuk perintah dengan mengganti ru menjadi yo. Contohnya, “tabeyo!” juga berarti “Makan!” (Bedakan dengan “tabeyou” yang berarti “mari makan”).
円周率は、3.05より大きい事を証明せよ
enshuuritsu wa, san ten zero go yori ookii koto o shoumei seyo
Buktikan bahwa π (pi) lebih besar dari 3.05!
円周率 (enshuuritsu): π (pi = 3.14159…)
より (yori): dibandingkan, daripada
大きい (ookii): besar
事 (koto): hal
証明 (shoumei): bukti
Bentuk perintah sering ditemukan pada soal-soal seperti pada contoh di atas.
殺せ殺せすべてを殺せ
サツガイ サツガイせよ
korose korose subete o korose
satsugai satsugai seyo
Bunuh! Bunuh! Bunuh semua!
Bunuh! Bunuh!
殺す (korosu): membunuh
すべて (subete): semua
殺害 (satsugai): pembunuhan
Contoh di atas yang diambil dari lirik lagu SATSUGAI menggunakan dua kata berbeda untuk “membunuh” yaitu korosu dan satsugai suru. Bisa dilihat bahwa lagu tersebut menggunakan konjugasi seyo dan bukan shiro.
Sebagai penutup, kita akan mengangkat satu lagu anak-anak yang berisi bentuk perintah. Lagu ini berjudul “Chouchou” yang berarti kupu-kupu. Dalam hal ini yang diperintah adalah kupu-kupu sehingga tentunya tidak ada masalah dari segi kesopanan.
Silahkan dengar lagunya di bawah ini (sumber: YouTube)
Download: chouchou.mp3 (338 KB)
ちょうちょう ちょうちょう
菜の葉に とまれ
菜の葉に あいたら
桜にとまれ
桜の花の
花から 花へ
とまれよ 遊べ
遊べよ とまれ
chouchou chouchou
na no ha ni tomare
na no ha ni aitara
sakura ni tomare
sakura no hana no
hana kara hana e
tomare yo asobe
asobe yo tomare
Kupu-kupu, kupu-kupu
Hinggaplah ke daun sayuran
Kalau bosan dengan daun sayuran
Hinggaplah ke pohon Sakura
Bunganya Sakura
Dari satu bunga ke bunga lainnya
Hinggaplah, bermainlah
Bermainlah, hinggaplah
ちょうちょう (chouchou): kupu-kupu
菜 (na): tumbuhan sayuran
葉 (ha): daun
とまる (tomaru): berhenti
あく (aku): lelah, capai, bosan
桜 (sakura): pohon sakura
花 (hana): bunga
遊ぶ (asobu): bermain
(Ini adalah versi Jepang dari lagu Jerman aslinya)
Dalam lagu ini kamu bisa menemui verba tomaru (berhenti) dan asobu (bermain) pada bentuk perintahnya. Hal lain yang menarik di lagu ini adalah penggunaan verba aku (飽く) yang merupakan bentuk sastra dari akiru (飽きる, capek, bosan). (Sebagai contoh lain, bentuk sastra dari yameru (berhenti) adalah yamu)
Kalau ingin sedikit latihan tambahan, coba dengarkan lagu-lagu berikut dan cari bentuk perintah di dalamnya:
Bentuk perintah akan sering ditemui sehingga kamu perlu memahaminya. Walaupun begitu, karena ini adalah bahasa kasar jadi jangan digunakan sembarangan.
]]>Sebagai contoh, dengan melihat jadwal kereta dan karena tahu bahwa kereta yang bersangkutan selalu tepat waktu, seseorang bisa membuat kesimpulan mudah berikut:
電車はもうすぐ来るはずだ
densha wa mou sugu kuru hazu da
Keretanya mestinya datang beberapa saat lagi
電車 (densha): kereta (listrik)
もうすぐ (mou sugu): segera
来る (kuru): datang
Kalau perlu angka untuk kongkritnya, mungkin si pembicara yakin lebih dari 95% tentang prediksinya saat menggunakan hazu (lebih kuat dari darou atau deshou, apalagi ka mo shirenai). Lalu, hazu lebih mengisyaratkan prediksi hasil kesimpulan pemikiran logis, sedangkan darou atau deshou kesannya lebih ke arah tebakan, pemikiran sederhana, atau sedikit akal sehat.
Nah, ada dua cara hazu bisa digunakan dengan bentuk negatif dan keduanya memiliki arti yang sangat berbeda.
Pada bentuk ini, kita mengubah “seharusnya X” menjadi “seharusnya tidak X”. Dengan kata lain, kita sangat yakin bahwa perhitungan kita benar, walaupun masih ada kemungkinan salahnya.
今日は土曜日だから、智久は会社に行かないはずだ
kyou wa doyoubi da kara, tomohisa wa kaisha ni ikanai hazu da
Hari ini Sabtu, jadi harusnya sih Tomohisa nggak ke kantor
今日 (kyou): hari ini
土曜日 (doyoubi): sabtu
智久 (tomohisa): nama orang
会社 (kaisha): perusahaan, kantor
行く (iku): pergi
Pada contoh di atas, pembicara sangat yakin dengan prediksinya. Walaupun begitu dia masih menerima kemungkinan kecil bahwa Tomohisa bisa saja ke kantor karena misalnya ada kerjaan mendadak.
心配しないでください。彼は怒らないはずです。
shinpai shinaide kudasai. kare wa okoranai hazu desu.
Tidak usah khawatir. Dia pasti tidak akan marah.
心配 (shinpai): kekhawatiran
彼 (kare): dia (laki-laki)
怒る (okoru): marah
Pada contoh di atas, si pembicara mungkin sudah sangat kenal orang yang dimaksud sehingga yakin bahwa orang tersebut tidak akan marah. Walaupun begitu si pembicara tidak bisa menjaminnya 100% (“pasti” pada terjemahan Indonesia di atas adalah “pasti” dalam tanda kutip).
Bentuk seperti ini menyatakan bahwa menurut pembicara kemungkinan terjadinya sesuatu sama sekali tidak ada (0%).
こんなややこしい話が子供にわかるはずがない
konna yayakoshii hanashi ga kodomo ni wakaru hazu ga nai
Nggak mungkin anak kecil bisa ngerti pembicaraan rumit seperti ini
こんな (konna): seperti ini
ややこしい (yayakoshii): rumit
話 (hanashi): pembicaraan, cerita
子供 (kodomo): anak, anak-anak
わかる (wakaru): mengerti
Ingat bahwa ini menyatakan perkiraan subjektif pembicara. Entah bagaimana faktanya, tapi si pembicara yakin bahwa kemungkinan anak kecil mengerti (wakaru) adalah 0%.
そんなはずありません。もう一度確認して下さい。
sonna hazu arimasen. mou ichido kakunin shite kudasai.
Tidak mungkin seperti itu. Tolong pastikan sekali lagi.
そんな (sonna): seperti itu
もう (mou): lagi
一度 (ichido): sekali
確認 (kakunin): verifikasi, pemastian
Pada percakapan, wa atau ga bisa dihilangkan sehingga hanya menjadi hazu nai.
Sebagai perbandingan praktis, kamu bisa mengacu contoh berikut:
Terakhir coba terjemahkan kalimat ini:
来ないはずはない
konai hazu wa nai
本は落ちる
hon wa ochiru
Buku jatuh (ochiru bersifat intransitif)
本 (hon): buku
落ちる (ochiru): jatuh
私は本を落とす
watashi wa hon o otosu
Saya menjatuhkan buku (otosu bersifat transitif)
私 (watashi): saya
本 (hon): buku
落とす (otosu): menjatuhkan
Pembahasan mengenai dasar-dasar hal tersebut bisa ditemukan di halaman lain.
Yang akan kita bahas di sini adalah cara membedakan antara pasangan yang ada. Sebagai contoh, mungkin kamu mengingat ada verba kakureru dan kakusu yang sama-sama berhubungan dengan “sembunyi”. Mana yang artinya “sembunyi” (intransitif), dan mana yang artinya “menyembunyikan” (transitif)?
Saat awal belajar bahasa Jepang, saya sering bingung dengan hal ini. Sebetulnya kalau sering menggunakan, nanti lama-lama akan hafal sendiri. Tapi karena sebetulnya ada pola yang bisa membantu, kalau kamu ingat polanya pasti akan lebih mempermudah studi bahasa Jepang kamu. Jadi untuk membedakannya dengan mudah ikuti 3 panduan berikut.
Perhatikan pasangan-pasangan berikut:
Semuanya memiliki kesamaan di awalnya, hanya saja salah satunya diakhiri dengan -su. Dalam kasus ini, yang diakhiri -su tersebut pasti transitif (beraksi pada objek tertentu).
私は木の後ろに隠れる
watashi wa ki no ushiro ni kakureru
Saya sembunyi di balik pohon
私 (watashi): saya
木 (ki): pohon
後ろ (ushiro): belakang
隠れる (kakureru): sembunyi
私は本を段ボールの中に隠す
watashi wa hon o danbooru no naka ni kakusu
Saya menyembunyikan buku di dalam kardus
私 (watashi): saya
本 (hon): buku
段ボール (danbooru): kardus
中 (naka): dalam
隠す (kakusu): menyembunyikan
テレビは壊れる
terebi wa kowareru
TV rusak
テレビ (terebi): TV
壊れる (kowareru): rusak
犬はラジオを壊す
inu wa rajio o kowasu
Anjing merusak radio
犬 (inu): anjing
ラジオ (rajio): radio
壊す (kowasu): merusak
Perhatikan bahwa kieru (hilang) dan kesu (menghapus) lalu deru (keluar) dan dasu (mengeluarkan) adalah pasangan, walaupun suara awalnya agak beda. Tapi tetap saja aturannya berlaku, yang diakhiri -su adalah transitif.
私は家を出る
watashi wa ie o deru
Saya keluar rumah
私 (watashi): saya
家 (ie): rumah
出る (deru): keluar
Di sini o bisa dipakai karena di bahasa Jepang partikel o bisa menunjukkan tempat yang dilalui verba gerakan. Tapi ini tidak berarti bahwa deru adalah verba transitif, ini hanya berarti bahwa deru adalah verba gerakan. Walaupun ada o, kita tidak melakukan aksi “mengeluarkan”, tapi tetap “keluar” (intransitif).
お姉さんはお金を財布から出す
oneesan wa okane o saifu kara dasu
Kakak mengeluarkan uang dari dompet
お姉さん (oneesan): kakak perempuan
お金 (okane): uang
財布 (saifu): dompet
出す (dasu): mengeluarkan
Aturan nomor 2 ini memiliki beberapa perkecualian yang akan dibahas di bagian berikutnya. Tapi untuk sebagian besar pasangan verba (jumlahnya sangat banyak!), aturan ini berlaku. Perhatikan beberapa pasangan berikut:
Pada semua contoh di atas, yang diakhiri -eru adalah yang transitif.
季節は変わる
kisetsu wa kawaru
Musim berganti
季節 (kisetsu): musim
変わる (kawaru): berubah
ママは予定を変える
mama wa yotei o kaeru
Mama mengganti jadwal
ママ (mama): Mama, ibu
予定 (yotei): jadwal
変える (kaeru): merubah
Perhatikan bahwa hairu (masuk) dan ireru (memasukkan) adalah pasangan, walaupun awalnya beda.
Untuk verba-verba di kategori terakhir ini, bentuk intransitifnya malah diakhiri -eru. Karena jumlahnya sangat sedikit, jadi bisa dianggap verba-verba di sini adalah perkecualian dari aturan nomor 2. Inilah daftarnya (mungkin belum lengkap, tapi ini yang bisa saya temukan, jadi silahkan tambahkan kalau ada yang lain):
Intransitif | Transitif | ||
kata | arti | kata | arti |
見える (mieru) | terlihat | 見る (miru) | melihat |
焼ける (yakeru) | terbakar, dimasak | 焼く (yaku) | membakar, memasak |
割れる (wareru) | terbelah | 割る (waru) | membelah |
抜ける (nukeru) | copot | 抜く (nuku) | mencopot, mencabut |
砕ける (kudakeru) | hancur | 砕く (kudaku) | menghancurkan |
とける (tokeru) | terselesaikan (masalah dsb.), larut | とく (toku) | menyelesaikan (masalah dsb.), melarutkan |
ほどける (hodokeru) | lepas (ikatan dsb.) | ほどく (hodoku) | melepas (ikatan dsb.) |
歯は抜ける
ha wa nukeru
Gigi copot
歯 (ha): gigi
抜ける (nukeru): copot
お医者さんは歯を抜く
o-isha-san wa ha o nuku
Dokter mencabut gigi
医者 (isha): dokter
歯 (ha): gigi
抜く (nuku): mencabut
Dengan panduan di atas, semoga kamu bisa lebih cepat merasa-rasa apakah suatu verba transitif atau bukan. Artikel ini akan diikuti oleh daftar verba transitif dan intransitif di lain waktu.
Kalau ingin latihan, coba cocokkan pasangan verba berikut dengan artinya:
Nah, cepat atau lambat kalian pasti akan menemui singkatan informal dari no uchi tersebut yaitu n chi. Tentunya singkatan-singkatan seperti ini merupakan bahasa percakapan dan bisa terdengar agak kurang sopan dibanding versi benarnya, jadi perhatikan lawan bicaranya. Untuk penggunaannya lihat contoh-contoh berikut:
わたし (watashi): saya
子猫 (koneko): anak kucing
すごい (sugoi): sangat, hebat
かっこいい (kakkoii): keren
虫 (mushi): serangga
俺 (ore): gue
遊ぶ (asobu): bermain
来る (kuru): datang
ばあちゃん (baachan): nenek
とても (totemo): sangat
好き (suki): suka
Pada contoh di atas, karena baachan sudah diakhiri n maka tentunya n dari n chi terserap.
冷蔵庫 (reizouko): kulkas
勝手 (katte): semaunya sendiri, sembarangan
開ける (akeru): membuka
やめる (yameru): berhenti, tidak melakukan
注意 (chuui): peringatan
する (melakukan)
あたし (atashi): saya (perempuan)
自分 (jibun): diri sendiri
ジュース (juusu): jus
取る (toru): mengambil
いい (ii): baik, boleh
言い返す (iikaesu): membalas berbicara, berbicara balik
Mudah kan?
Special thanks buat Ai-san
]]>Kalau targetnya adalah benda fisik, yang biasa digunakan adalah daku. Misalnya memeluk bayi, kekasih, atau guling. Pada kasus-kasus tersebut 抱く dibaca daku.
抱き枕 (dakimakura): guling
恋人 (koibito): kekasih
たち (tachi): akhiran plural (lebih dari 1 orang)
かたい (katai): keras, erat
~合う (-au): saling …
Perhatikan bahwa [akar verba + au] artinya saling melakukan sesuatu. Berarti dari kata dasar daku kita bisa dapatkan dakiau yang berarti “saling berpelukan”.
彼女 (kanojo): dia (perempuan)
赤ちゃん (akachan): bayi
Perhatikan juga bahwa konsep “memeluk” yang termuat di kata daku ini sebentulnya luas, yaitu mencakup gerakan fisik umum mengitari benda lain dengan tangan agar tidak jatuh. Jadi pada contoh kalimat di atas terjemahan yang lebih cocok adalah “menggendong” atau “memegang”.
Untuk hal-hal yang abstrak seperti mimpi, cinta, dan dendam, maka digunakan idaku. Dalam hal ini terjemahan bahasa Indonesia yang cocok mungkin bukan “memeluk” tapi semacam “menyimpan”, “merasakan”, atau “memiliki” (misal “menyimpan dendam”). Hanya saja dalam cara berpikir orang Jepang, perasaan atau pikiran tersebut seakan-akan dipeluk erat di dalam hati sehingga kanjinya sama.
疑問 (gimon): keraguan, pertanyaan
将来 (shourai): masa depan
何か (nanika): sesuatu
不安 (fuan): kecemasan
愛 (ai): cinta
歩む (ayumu): berjalan
繰り返す (kurikaesu): mengulang-ulang
Contoh terakhir diambil dari lagu “Mirai e” oleh Kiroro dan contoh lain banyak yang diambil dari Yahoo! Jisho. Semoga panduan di atas cukup jelas untuk diaplikasikan.
(Thanks buat Ai-san yang udah ditanya-tanya tentang ini)
Sebagai penutup akan diberikan beberapa soal latihan.
不審 (fushin): kecurigaan
(1) Jawaban: idaku |
子供 (kodomo): anak
(2) Jawaban: daku |
理想 (risou): ideal/idealisme
(3) Jawaban: idaku |
Betul semua kan?
]]>toori (通り) adalah kata yang memiliki arti dasar “jalan”. Perhatikan contoh-contoh berikut:
にぎやか (nigiyaka): ramai, hidup, penuh aktivitas
その (sono): itu
店 (mise): toko
向こう (mukou): sana, seberang
側 (gawa): sisi
Mudah bukan? Tapi tentu saja artikel ini masih ada lanjutannya.
Dari arti dasar itu, toori digunakan dalam tata bahasa penting yang mengandung makna “sejalan“. Di bahasa Indonesia, kata yang lebih umum untuk hal ini adalah “sesuai”, “seperti”, atau “persis”.
Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan “Lakukan persis seperti yang kukatakan!” maka kamu akan menggunakan kata toori ini (dengan arti literalnya “Lakukan sejalan dengan yang kukatakan!”).
Contoh-contoh yang cukup banyak di bawah semoga bisa membuat maksudnya lebih jelas:
言う (iu): mengatakan
する (suru): melakukan
予想 (yosou): perkiraan, prediksi
成果 (seika): hasil
出る (deru): keluar
ほら (hora): lihat!
私 (watashi): saya
言う (iu): mengatakan
Pada contoh di atas partikel no sebenarnya fungsinya seperti partikel ga (baca lebih lanjut).
主人 (shujin): suami
いつも (itsumo): selalu
時 (ji): jam
出掛ける (dekakeru): pergi keluar
itsumo no toori yang arti literalnya “sejalan dengan yang selalu terjadi” maksudnya adalah “seperti biasanya”.
そう (sou): seperti itu, betul
まったく (mattaku): persis, benar-benar, sepenuhnya
Lihat ini (YouTube) atau ini (imeem) untuk lagu yang menggunakan contoh di atas.
Kalau toori langsung mengikuti nama atau nomina, maka suaranya berubah menjadi doori. Artinya tetap sama, bisa “jalan” maupun “sejalan”.
行う (okonau): menyelenggarakn
イベント (ibento): event, acara
文字 (moji): huruf, aksara
意味 (imi): arti
Arti literal moji-doori sendiri kurang lebihnya “sejalan dengan apa yang tertulis oleh huruf-hurufnya”
いつも (itsumo): selalu
時間 (jikan): waktu
起きる (okiru): bangun
学校 (gakkou): sekolah
行く (iku): pergi
Perhatikan bahwa itsumo-doori sama saja maknanya dengan itsumo no toori.
toori yang digunakan dalam artian “sejalan” sangat sering muncul di bahasa Jepang. Waktu itu saya sendiri sempat bingung mengartikan kalimat-kalimatnya karena kamus yang saya pakai dulu hanya memuat arti “jalan”. Namun kalau kamu menurunkan arti “sejalan” dari arti dasar tersebut, maka kalimat-kalimat yang menggunakan toori akan menjadi sangat mudah dimengerti.
(Contoh-contoh di artikel ini banyak diambil dari Yahoo! Jisho)
]]>Coba bayangkan anggota-anggota tubuh manusia: mata, tangan, kaki, dan sebagainya. Mereka muncul dalam pasang-pasangan. Nah, dalam konteks tersebut, kita bisa menggunakan awalan ryou- (両) kalau ingin mengacu pada keduanya (sepasang) dan kata- (片) kalau ingin mengacu pada hanya salah satunya.
Inilah contohnya dengan te (tangan):
縫いぐるみ (nuigurumi): boneka (yang luarnya jahitan dan dalamnya diisi bahan empuk-empuk)
手 (te): tangan
抱きしめる (dakishimeru): memeluk erat
手 (te): tangan
ピアノ (piano): piano
弾く (hiku): bermain (piano, gitar, dsb.)
Contoh berikutnya adalah dengan mimi (telinga):
耳 (mimi): telinga
手 (te): tangan
塞ぐ (fusagu): menutup, menghalangi
耳 (mimi): telinga
イヤリング (iyaringu): anting-anting (Inggris: earring)
着ける (tsukeru): mengenakan (pakaian dsb.)
Tentunya ryou dan kata ini tidak terbatas pada anggota tubuh. Contohnya adalah dengan kata gawa (sisi):
道 (michi): jalan
側 (gawa): sisi
桜 (sakura): Sakura (nama pohon)
木 (ki): pohon
並ぶ (narabu): berjejer
板 (ita): papan
側 (gawa): sisi
だけ (dake): hanya, saja
塗る (nuru): mengecat
Sebagai penutup, omoi berarti pikiran atau perasaan. Dari situlah ada istilah kata-omoi yang artinya cinta bertepuk sebelah tangan (yang menyimpan perasaan hanya salah satu pihak saja):
付き合う (tsukiau): berpacaran, menemani
思い (omoi): pikiran, perasaan
Kebalikannya adalah ryou-omoi (両思い) atau yang lebih kerennya istilah empat huruf soushisouai (相思相愛) yang artinya saling mencintai.
その (sono): itu
子 (ko): anak, cewek
告白 (kokuhaku): mengungkapkan perasaan suka
思い (omoi): pikiran, perasaan
なる (naru): menjadi
自信 (jishin): kepercayaan diri
ある (aru): ada
憧れ (akogare): dambaan
相思相愛 (soushisouai): saling mencintai, cinta berbalas
Kalau ada lagi pasangan ryou- dan kata- yang kamu tahu, silahkan tambahkan di komentar!
Dari arti tersebut kita bisa menemui kata-kata turunan seperti tabekake yang dibentuk dari taberu (makan) dan kakeru. Artinya adalah sesuatu sudah mulai dimakan, tapi belum habis. Pola terbentuknya adalah sebagai berikut:
1) taberu → tabe → tabekake
2) yomu → yomi → yomikake
Hasilnya mengandung makna bahwa aksinya telah mulai dikerjakan, namun belum selesai
Dengan kata lain, maknanya semacam “setengah selesai”. Ini beberapa contoh kalimatnya:
食べる (taberu): makan
バナナ (banana): pisang
kake menandakan bahwa aksi makannya telah dimulai, namun belum selesai. Pada kata bentukan ini kita menggunakan no untuk menghubungkannya dengan nomina lain.
読む (yomu): membaca
小説 (shousetsu): novel
手 (te): tangan
伸ばす (nobasu): memanjangkan, menjulurkan
使う (tsukau): menggunakan
ノート (nooto): buku catatan
大量 (tairyou): banyak
ある (aru): ada
Di sini, sekali lagi kake berarti bahwa bukunya sudah mulai digunakan (ditulisi), namun belum seluruh halamannya terpakai.
Ingat bahwa karena kakeru punya banyak arti, maka pola -kake juga tidak selalu berarti seperti yang dijelaskan barusan.
Sebagai penutup, tahukah kalian kalau artikel-artikel stub (tulisan rintisan) di Wikipedia bahasa Jepang disebut sebagai artikel kakikake? Ini dibentuk dari kata kaku (menulis). Artinya artikelnya sudah mulai ditulis, namun masih jauh dari sempurna.
]]>Jika digunakan dengan verba (misal “menonton” di contoh atas), secara umum verba yang mendahului toki bisa berada di bentuk taklampau, bentuk lampau, maupun berkelanjutan (-te iru). Masing-masing memiliki arti sendiri, namun semuanya menggunakan pola dasar berikut:
Arti dasarnya adalah klausa 2 terjadi pada waktu klausa 1 terjadi. Waktu tepatnya ditunjukkan dengan bentuk verba di klausa 1.
Dengan bentuk -te iru, toki menyatakan bahwa aksi di klausa 2 terjadi saat aksi di klausa 1 sedang berlangsung.
テレビ (terebi): TV
見る (miru): melihat
電話 (denwa): telepon
鳴る (naru): berbunyi, berdering, dsb.
両親 (ryoushin): (kedua) orang tua
寝る (neru): tidur
電話 (denwa): telepon
する (suru): melakukan
Perhatikan bagaimana kala di akhir kalimat menunjukkan apakah kejadian menelepon sudah berlalu (lampau) atau belum.
Jika bentuk taklampau digunakan, artinya aksi di klausa 2 terjadi sebelum aksi di klausa 1 terjadi/selesai. Perhatikan contoh berikut:
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Pada contoh kalimat di atas, iku berada pada bentuk taklampau. Artinya, aksi “membeli” akan dilakukan sebelum aksi “pergi”. Perubahan kala di akhir kalimat tidak akan mengubah kenyataan bahwa aksi membeli dilakukan sebelum pergi:
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Dengan bentuk lampau, aksi di klausa 2 terjadi setelah aksi di klausa 1 selesai dilaksanakan.
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Bisa dilihat bahwa aksi “membeli” baru akan dilakukan setelah aksi “pergi” selesai. Dengan kata lain, orangnya baru akan membeli setelah sampai Jepang. Ini karena iku (pergi) berada di bentuk lampaunya yaitu itta.
Kalimat keseluruhannya bisa berada di bentuk lampau, namun hal yang dijelaskan di atas tidak akan berubah:
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Karena pada dasarnya toki adalah nomina, dia bisa diikuti partikel misalnya ni dan wa.
Artikel ini akan diakhiri oleh beberapa contoh dari lagu. Perhatikan bentuk verba yang mendahului toki.
傷つく (kizutsuku): terluka
笑う (warau): tertawa, tersenyum
あなた (anata): kamu
胸 (mune): hati, dada
咲く (saku): mekar
花 (hana): bunga
なる (naru): menjadi
明日 (asu): besok (umumnya 明日 dibaca ashita)
朝 (asa): pagi
目が覚める (me ga sameru): bangun (lit: mata terbangun)
美しい (utsukushii): indah, cantik
なる (naru): menjadi
いい (ii): baik
Perhatikan bahwa di atas me ga sameta (bangun) adalah bentuk lampau, sebab orangnya tentunya baru bisa tahu apakah dia menjadi lebih cantik atau tidak setelah proses bangunnya selesai, bukan saat akan bangun.
]]>