“Lihat sih lihat, tapi ngantuk banget jadi nggak terlalu inget”
Di situ aksi “melihat” memang terjadi, tapi ada aspek yang tidak memuaskan.
Nah di bahasa Jepang hal tersebut bisa diungkapkan dengan cukup mudah, yaitu dengan pola:
… koto wa … ga
Kita tinggal memasukkan aksi atau hal lain yang dimaksud ke titik-titik pada pola di atas. Contohnya adalah mita koto wa mita ga yang berarti “lihat sih lihat, tapi …” Karena ga di sini berarti “tetapi”, kita bisa menggantinya dengan kata sejenis mislanya kedo.
Inilah beberapa contohnya:
勉強したことはしたが、もう忘れた
benkyou shita koto wa shita ga, mou wasureta
Belajar sih belajar, tapi sudah lupa
勉強 (benkyou): belajar
する (suru): melakukan
もう (mou): sudah
忘れる (wasureru): lupa
Perhatikan bahwa setelah menyebut benkyou shita di awal, untuk yang berikutnya kita cukup menyebut shita saja karena konteksnya sudah jelas.
「急行」バスがあることはあるが、それでも時速50km以上の速度が出ることはめったにない
“kyuukou” basu ga aru koto wa aru ga, sore demo jisoku gojuu kiromeetoru ijou no sokudo ga deru koto wa metta ni nai
Bis “ekspres” ada sih ada, tapi tetep aja jarang banget kecepetannya ngelebihin 50 km/jam
急行 (kyuukou): ekspres
バス (basu): bis (Inggris: bus)
ある (aru): ada (benda mati dan tumbuhan)
それでも (soredemo): walaupun begitu
時速 (jisoku): kecepatan (per jam)
以上 (ijou): lebih besar atau sama dengan, lebih dari
速度 (sokudo): kecepatan
出る (deru): keluar, muncul
こと (koto): hal
めったにない (metta ni nai): sangat jarang
彼の言いたいことは、わかることはわかるけど、賛成できない
kare no iitai koto wa, wakaru koto wa wakaru kedo, sansei dekinai
Aku ngerti sih ngerti apa yang dia mau bilang, tapi nggak bisa setuju
彼 (kare): dia (laki-laki)
言う (iu): mengatakan
こと (koto): hal
わかる (wakaru): mengerti
賛成 (sansei): setuju
できる (dekiru): bisa
おいしいことはおいしいが、量は少ないと思います
oishii koto wa oishii ga, ryou wa sukunai to omoimasu
Enak sih enak, tapi menurut saya porsinya terlalu sedikit
おいしい (oishii): enak
量 (ryou): kuantitas, jumlah
少ない (sukunai): sedikit
思う (omou): berpikir
Perhatikan bahwa koto di sini merupakan nomina biasa dan ga di sini adalah penyambung kalimat, jadi kata-kata lain menempel dengan aturan yang biasanya. Misalnya dengan adjektiva-na benri hasilnya menjadi benri na koto wa benri da ga (berguna sih berguna, tapi …). Kalau bingung silahkan pelajari lagi dasar-dasarnya.
Terakhir, catat bahwa mita koto wa mita ga dan miru koto wa mita ga sama-sama bisa dipakai dengan arti sama, hanya saja nuansanya sedikit berbeda. Pada bentuk pertama (verba awal dalam bentuk lampau), kita memberi penekanan tambahan pada kejadian spesifik yang kita kerjakan di masa lampau tersebut.
Ada pola lain untuk tujuan yang sama yaitu … ni wa … ga, namun pembahasannya kita alihkan ke kesempatan lain.
Untuk latihan coba buat kalimat bahasa Jepang dari:
Jawabannya bisa ditulis di komentar, dan tentunya silahkan saja kalau ingin mencoba membuat kalimat lain sendiri.
(Special thanks buat Yukari-san)
]]>犬はいない。猫はいない。
inu wa inai. neko wa inai.
Tidak ada anjing. Tidak ada kucing.
犬 (inu): anjing
いる (iru): ada (benda hidup kecuali tumbuhan)
猫 (neko): kucing
Dua kalimat negatif yang berurutan seperti contoh di atas bisa digabung dengan memanfaatkan pengandaian -ba sehingga artinya “Tidak ada anjing maupun kucing”. Inilah caranya:
Pertama, ubah kedua partikel wa yang berkaitan menjadi mo. Lalu konjugasikan kalimat pertama ke pengandaian -ba.
Contoh kalimat: inu wa inai. neko wa inai.
Tahap 1: inu mo inai. neko mo inai.
Tahap 2: inu mo inakereba neko mo inai.
Perhatikan bahwa ini adalah pengandaian semu. Secara tata bahasa bentuknya persis dengan pengandaian -ba, namun tidak ada pengandaian sama sekali di sini! Ini hanyalah salah satu cara tingkat lanjut untuk merangkai kalimat. Lihat contoh di bawah dan perhatikan bahwa di terjemahannya tidak ada andai-andai apapun.
我が家には、犬もいなければ猫もいない
wagaya ni wa, inu mo inakereba neko mo inai
Di rumah saya, tidak ada anjing maupun kucing
我が家 (wagaya): rumah saya
犬 (inu): anjing
いる (iru): ada (benda hidup kecuali tumbuhan)
猫 (neko): kucing
Pola seperti ini cukup berkelas sehingga akan terdengar agak puitis atau seperti bahasa sastra. Kalau ingin yang lebih sederhana dan normal, tentunya kita bisa menggunakan misalnya inu mo neko mo inai.
Perhatikan contoh-contoh tambahan berikut untuk lebih membiasakan diri dengan pola ini:
私にはお金もなければ地位もない
watashi ni wa okane mo nakereba chii mo nai
Saya tidak memiliki uang maupun pangkat
私 (watashi): saya
お金 (okane): uang
ある (aru): ada (benda mati dan tumbuhan)
地位 (chii): posisi, kedudukan, status
Perhatikan asal kalimatnya: okane wa nai. chii wa nai.
あの頃、夢もなければ希望もない日々を送っていた
ano koro, yume mo nakereba kibou mo nai hibi o okutte ita
Pada waktu itu, aku menjalani hari-hari tanpa mimpi maupun harapan
あの (ano): itu
頃 (koro): waktu, masa
夢 (yume): mimpi
ある (aru): ada (benda mati dan tumbuhan)
希望 (kibou): harapan, keinginan
日々 (hibi): hari-hari
送る (okuru): menjalani, melewati
あの人は友達でもなければ知り合いでもありませんので誤解しないでください
ano hito wa tomodachi de mo nakereba shiriai de mo arimasen no de gokai shinaide kudasai
Orang itu bukan teman dan bukan juga kenalan, jadi tolong jangan salah paham
あの (ano): itu
人 (hito): orang
友達 (tomodachi): teman
知り合い (shiriai): kenalan
誤解 (gokai): salah paham
Kali ini asal kalimatnya adalah: tomodachi de wa nai. shiriai de wa nai. (de wa nai = ja nai)
Contoh berikut diambil dari novel visual Air. Bentuk asal kalimatnya sama dengan contoh terakhir di atas:
いや、錯覚ではない。何か、音がする。この世のものならざる音。足音でもなければ、声でもない。
iya, sakkaku de wa nai. nanika, oto ga suru. kono yo no mono narazaru oto. ashioto de mo nakereba, koe de mo nai.
Tidak, ini bukan imajinasiku. Aku mendengar sesuatu. Suara yang tidak mungkin berasal dari dunia ini. Bukan suara langkah kaki, bukan pula suara orang.
いや (iya): tidak, bukan
錯覚 (sakkaku): ilusi, imajinasi
何か (nanika): sesuatu
音 (oto): suara
この (kono): ini
世 (yo): dunia
もの (mono): benda
なる (naru):
足音 (ashioto): suara langkah kaki
声 (koe): suara orang
Perhatikan bahwa oto ga suru artinya adalah sesuatu mengeluarkan suara. Lalu naru di sini adalah verba klasik yang secara praktis bisa menggabungkan dua nomina (beda dengan naru yang artinya “menjadi”). Contohnya sei (聖) berarti suci, sehingga sei-naru sensou berarti perang suci. narazaru adalah bentuk negatif klasiknya (= naranai), jadi sebagai contoh sei-narazaru sensou berarti perang yang tidak suci.
Contoh terakhir adalah dari dorama Honey and Clover. Silahkan dengarkan audionya:
Download: honey_and_clover_96.mp3 (203 KB)
お金がない学生にとって、夏休みとは、ただじっと過ぎ去るのを待つ日々でしかない。〔「あ~、あっち~」〕遊ぶお金もなければ、実家にも帰らない。
okane ga nai gakusei ni totte, natsuyasumi to wa, tada jitto sugisaru no o matsu hibi de shika nai. ["aa, acchii"] asobu okane mo nakereba, jikka ni mo kaeranai.
Bagi mahasiswa yang tidak punya uang, liburan musim panas tidak lain dan tidak bukan hanyalah hari-hari menunggu dengan sabar berlalunya waktu. ["Ah... Panaaas!"] Mereka tidak punya uang untuk bersenang-senang, dan tidak pula pulang ke rumahnya.
お金 (okane): uang
ある (aru): ada (benda mati dan tumbuhan)
学生 (gakusei): murid
にとって (ni totte): bagi
夏休み (natsuyasumi): liburan musim panas
とは (to wa): menandakan hal yang ingin didefinisikan
ただ (tada): hanya
じっと (jitto): dengan sabar, tanpa gerakan, terfokus
過ぎ去る (sugisaru): lewat
待つ (matsu): menunggu
日々 (hibi): hari-hari
あっちい (acchii): panas (atsui)
遊ぶ (asobu): bermain
実家 (jikka): rumah orang tua
帰る (kaeru): pulang, kembali
Asal kalimatnya? Kali ini: asobu okane wa nai. jikka ni wa kaeranai.
Pola yang kita pelajari di sini sebenarnya juga bisa digunakan untuk menggabungkan dua kalimat positif, namun itu akan dibahas di lain waktu.
]]>車 (kuruma): mobil
トンネル (tonneru): terowongan (Inggris: tunnel)
大阪 (oosaka): Osaka
もう (mou): sudah
Dari arti dasar itu, sugiru bisa digabung dengan kata lain sehingga berarti “terlalu” atau “sangat” (“melewati batas”). Inilah aturan pembentukannya untuk adjektiva:
Hasilnya berkonjugasi sebagaimana verba-ru.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
あの (ano): itu
映画 (eiga): film
面白い (omoshiroi): menarik
Perhatikan bahwa untuk interjeksi, -sugiru sering disingkat hanya menjadi -sugi (すぎっ). Contohnya adalah 今日寒すぎっ! (kyou samusugi!) yang artinya kurang lebih “hari ini dingin banget!” (literal: terlalu dingin)
Berikutnya adalah contoh dengan adjektiva-na:
彼 (kare): dia (laki-laki)
こと (koto): diri, hal
好き (suki): suka
つらい (tsurai): pedih, menyakitkan
死ぬ (shinu): mati
Contoh berikut adalah dialog dari novel grafis Air:
往人 (yukito): Yukito (nama)
観鈴 (misuzu): Misuzu (nama)
早い (hayai): cepat
いく (iku): pergi
なん (nan): apa (bentuk lain dari nani)
聞こえる (kikoeru): terdengar
風 (kaze): angin
強い (tsuyoi): kuat
遅刻 (chikoku): keterlambatan
馬鹿 (baka): bodoh
nante di contoh atas adalah singkatan dari nan tte itta no (Apa yang kamu katakan?)
sugiru juga bisa digabung dengan kata kerja sehingga artinya “melakukan sesuatu secara berlebihan”. Ini tentunya juga diturunkan dari arti dasar sugiru yaitu “melewati”, karena di sini artinya “melewati batas kewajaran”.
Untuk bentuk verba negatif, ganti i pada penanda negatif nai dengan sa lalu tambahkan sugiru di akhir.
tabenai → tabenasa → tabenasasugiru
Hasil semuanya berkonjugasi sebagaimana verba-ru.
Inilah beberapa contohnya:
食べる (taberu): makan
お腹 (onaka): perut
重い (omoi): berat
走る (hashiru): berlari
ケガ (kega): cedera, luka
寝る (neru): tidur
しんどい (shindoi): kecapekan, kelelahan
Perhatikan bahwa pada contoh di atas, dasar dari konjugasi sugiru ini adalah nenai (tidak tidur).
sugiru yang digabung dengan kata lain adalah pola yang sangat umum sehingga pelajaran kali ini sedikit banyak pasti akan berguna. demo kono posuto, nagasugiru ka na? ^^
]]>
Kalau dilihat lebih lanjut lagi, ternyata verba selain iu juga bisa diletakkan ke bentuk itu. Untuk verba-u lain, nampaknya polanya adalah mengganti suara akhirnya ke suara -e lalu ditambahkan domo. Misalnya untuk osu (mendorong) dan hiku (menarik):
Tentu saja bentuk modernnya adalah menggunakan -te mo:
Bahasa klasik menarik karena walaupun secara umum sudah tergantikan oleh ekspresi modernnya, namun di waktu-waktu yang tidak kita duga dia bisa muncul sesekali. Oleh karenanya tidak ada salahnya mengenal mereka sedikit-sedikit.
]]>Di sini kita akan membahas struktur onaji VERBA nara
. onaji umumnya berarti “sama”, namun arti itu tidak dipakai di sini. Pola yang sedang kita bahas adalah suatu ungkapan idiomatis dan arti keseluruhannya adalah “Kalau memang …”.
Inilah beberapa contoh kalimatnya:
同じ行くなら早いほうがいい。[1]
onaji iku nara hayai hou ga ii
Kalau memang kita akan pergi, lebih baik berangkat cepat.
同じ食べるならおいしいものを食べたい。[2]
onaji taberu nara oishii mono o tabetai
Kalau memang akan makan, aku ingin makan makanan enak.
同じ死ぬなら一番幸せな時に死にたい。[3]
onaji shinu nara ichiban shiawase na toki ni shinitai
Kalau memang harus mati, aku ingin mati di saat yang paling bahagia.
同じ結婚するなら美人がいい。[4]
onaji kekkon suru nara bijin ga ii
Kalau memang aku akan menikah, aku ingin dengan perempuan yang cantik.
Dalam contoh-contoh kalimat di atas, onaji bisa diganti dengan douse.
PS: Tanda [1] dsb. adalah pranala ke sumber kalimatnya. Kami akan terus bereksperimen dengan metode presentasi materi yang terbaik, jadi kalau ada saran harap disampaikan.
]]>