Posts Tagged ‘visual novel’

Japanese in Anime and Manga: Memperdalam bahasa Jepang lewat media populer

Minggu, 7 Februari 2010 oleh Agro Rachmatullah

Japanese in Anime & Manga

Bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat berwarna. Terdapat berbagai cara untuk mengungkapkan hal yang pada dasarnya sama, dan ini dipengaruhi oleh faktor seperti hubungan antara pembicara, umur pembicara, dan latar belakang atau sifat pembicara.

Sebagai contoh, untuk meminta atau membuat orang lain agar makan, kita bisa menggunakan berbagai cara berikut dengan nuansa yang sangat berbeda (semuanya menggunakan kata dasar taberu yang berarti “makan”):

  • tabete kudasai: “Silahkan makan”. Ini cara membuat permintaan sopan. Aman untuk digunakan di segala situasi, misalnya mempersilahkan tamu makan.
  • tabete: Sama seperti di atas tapi terdengar lebih santai. Digunakan misalnya antar teman.
  • tabenasai: Permintaan yang cukup tegas namun sopan. Bisa digunakan misalnya oleh ibu kepada anaknya yang rewel tidak mau makan.
  • tabete itadakemasen ka?: Permintaan yang sangat sopan, dengan nuansa bahwa kita merendahkan diri. Seakan-akan mengatakan “Mungkin makanannya tidak enak, tapi akankah kamu berbaik hati memakannya?”
  • tabero!: “Makan!!!” Ini bentuk perintah kasar. Bayangkan kamu memaksa lawan bicaramu makan sambil menodongkan pistol.

Tentunya masih banyak cara lainnya, dan lingkup penggunaan contoh di atas tidaklah saklek. Sebagai contoh, “tabete” dan “tabenasai” bisa juga digunakan kepada tamu (masing-masing dengan kesan santai dan agak tegas dalam artian baik).

(more…)

A to ii B to ii (baik A dan juga B)

Senin, 4 Januari 2010 oleh Agro Rachmatullah

Untuk mengatakan bahwa dua hal sama-sama bersifat sesuatu, cara yang paling umum adalah menggunakan partikel mo (juga).

色もデザインも素敵
iro mo dezain mo suteki
Baik warna maupun desainnya indah

色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah

Pada penggunaan seperti ini, sebagai alternatifnya kamu bisa juga menggunakan to ii. Ini berasal dari to iu (と言う) yang gunanya untuk mengutip benda atau hal yang dimaksud. Jadi arti literalnya mungkin semacam “Mau ngomongin A kek, mau ngomongin B kek, … (kesemuanya sama)”. Lihat contoh berikut:

色といいデザインといい素敵
iro to ii dezain to ii suteki
Baik warna maupun desainnya indah

色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah

to ii terdengar lebih kuat dibandingkan dengan mo. Karena tata bahasanya sendiri sangat mudah, postingan kali ini cukup diakhiri dengan contoh-contoh lain agar semakin mengerti:

(more…)

Bentuk Perintah pada Bahasa Jepang

Sabtu, 14 November 2009 oleh Agro Rachmatullah

Ke sini!
Sini!

Pada bahasa Indonesia, banyak bentuk kamus verba yang sudah langsung merupakan bentuk perintah. Contohnya adalah “Makan!”, “Baca!”, dan “Pergi!” Di bahasa Jepang, kita tentunya juga bisa memberikan perintah. Namun kita perlu mengubah verbanya menjadi bentuk perintah terlebih dahulu. Aturannya merupakan salah satu yang tergampang di bahasa Jepang, jadi kamu bisa dengan mudah bersenang-senang (atau mendapat masalah).

Sebelumnya, ingatlah bahwa ini adalah bahasa yang sangat kasar sehingga seharusnya kamu tidak akan sering memerlukannya. Untuk meminta orang melakukan sesuatu, banyak pilihan sopan lain yang tersedia misalnya menggunakan -te kudasai.

Hanya saja, bentuk perintah sangat sering muncul di media seperti dorama, anime, dan manga sehingga kamu perlu mengetahuinya. Saat kamu menemui bentuk ini, perhatikan baik-baik konteksnya. Contohnya adalah dua orang yang sedang bertarung dan meneriakkan “shine!” (Mati sana!). Dalam hal ini, karena mereka memang berniat saling menghabisi tentunya tidak perlu bersopan-sopan.

(more…)

Kawatteru: aneh!

Sabtu, 31 Oktober 2009 oleh Agro Rachmatullah

Alien: aneh?
Aneh?!? – Sumber gambar: Flickr

Kanji 変 (hen) bisa memiliki arti “perubahan” maupun “aneh”. Kata kawaru (変わる) yang menggunakan kanji tersebut bisa memiliki kedua arti itu sehingga orang sering salah menerjemahkannya. Di sini kita akan membahas hal tersebut.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa “perubahan” sebetulnya sangat berkaitan dengan “aneh”. Sebut saja warna kulit orang. Warna kulit orang bermacam-macam, mulai dari putih, kuning langsat, sawo matang, sampai hitam. Saat ini, warna kulitmu adalah warna kulit normal manusia. Namun coba bayangkan bahwa suatu pagi kamu bangun dan warna kulitmu berubah menjadi hijau. Kamu tidak akan lagi menjadi normal, namun menjadi aneh! Jadi, “aneh” adalah keadaan yang terjadi kalau sesuatu yang normal berubah menjadi tidak normal. Oleh karenanya, tidaklah aneh (ehm) kalau makna “perubahan” dan “aneh” dijejalkan dalam satu kanji yaitu hen (変).

Contoh kata yang menggunakan hen (変)

Setelah memahami filosofi dasar kanji 変 tersebut, berikutnya kita lihat beberapa contoh kata yang menggunakannya. Tentunya kata paling sederhana yang bisa dibentuknya adalah kata hen itu sendiri yang merupakan adjektiva-na dengan arti “aneh”:

あの先生は変な人だよ
ano sensei wa hen na hito da yo
Guru itu orang yang aneh loh

あの (ano): itu
先生 (sensei): guru
変 (hen): aneh
人 (hito): orang

(more…)

Menggunakan pengandaian -ba untuk menggabung dua kalimat negatif (- mo nakereba, – mo nai)

Minggu, 4 Oktober 2009 oleh Agro Rachmatullah

Perhatikan dua kalimat negatif berikut:

犬はいない。猫はいない。
inu wa inai. neko wa inai.
Tidak ada anjing. Tidak ada kucing.

犬 (inu): anjing
いる (iru): ada (benda hidup kecuali tumbuhan)
猫 (neko): kucing

Dua kalimat negatif yang berurutan seperti contoh di atas bisa digabung dengan memanfaatkan pengandaian -ba sehingga artinya “Tidak ada anjing maupun kucing”. Inilah caranya:

(more…)

Menambahkan arti “terlalu” dengan kata sugiru

Kamis, 24 September 2009 oleh Agro Rachmatullah

sugiru (過ぎる) pada dasarnya berarti melewati suatu tempat. Ini contoh sederhananya:

車はトンネルを過ぎた
kuruma wa tonneru o sugita
Mobil itu melintasi terowongan

車 (kuruma): mobil
トンネル (tonneru): terowongan (Inggris: tunnel)

大阪はもう過ぎましたか
oosaka wa mou sugimashita ka
Sudahkah kita melewati Osaka?

大阪 (oosaka): Osaka
もう (mou): sudah

Penggunaan sugiru dengan adjektiva

Dari arti dasar itu, sugiru bisa digabung dengan kata lain sehingga berarti “terlalu” atau “sangat” (“melewati batas”). Inilah aturan pembentukannya untuk adjektiva:

(more…)