Tutorial Watarasebashi #20 – Konjugasi dasar adjektiva-i

Jum'at, 15 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Pada episode lalu kita telah belajar empat konjugasi untuk nomina dan adjektiva-na. Untuk melengkapinya, sekarang kita akan mempelajari konjugasi yang serupa pada adjektiva-i.

Pertama, ingatlah bahwa adjektiva-i selalu diakhiri hiragana i. Saat mengkonjugasi, bagian tersebut akan hilang dan berganti menjadi sesuatu yang lain.

Mengatakan bahwa sesuatu memang bersifat sesuatu dengan adjektiva-i

Untuk mengatakan bahwa sesuatu memang bersifat sesuatu, misalnya “bersifat berat” atau “bersifat susah”, kita menggunakan adjektiva-i apa adanya. Mudah bukan? Apa kamu ingat bahwa konjugasi keadaan benda negatif untuk nomina juga diakhiri i (janai)? Nah, kamu bisa memperlakukan adjektiva-i sebagaimana keadaan benda negatif. Misalnya, kamu tidak bisa menempelkan deklaratif da ke adjektiva-i sebab kita tahu bahwa keadaan benda negatif juga tidak disertai da.

JANGAN menempelkan da ke adjektiva-i.

Contoh:

重い
omoi
(bersifat) berat

重い (omoi): berat

Perhatikan bahwa pernyataan ini tidak bersifat deklaratif (tegas) sebagaimana nomina atau adjektiva-na yang diberi da.

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #19 – Pernyataan keadaan benda, cara mengatakan “adalah” dan “bukanlah”

Rabu, 13 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Sekarang kita akan belajar cara menyatakan keadaan benda, yaitu mengatakan bahwa sesuatu memang sesuatu (misalnya “dia adalah murid”) dan bahwa sesuatu bukanlah sesuatu (misalnya “dia bukan murid”). Yang akan kita pelajari lebih dulu adalah bagian “adalah murid” dan “bukan murid”-nya.

Kita butuh cukup banyak pengetahuan baru untuk bisa memamahi sisa dari kalimat pertama di Watarasebashi. Tapi paling tidak, setelah membaca bagian ini kamu bisa tahu maksud datta yang ada di bagian akhir kalimat pertama tersebut.

Menyatakan bahwa sesuatu memang sesuatu menggunakan da

Untuk menyatakan bahwa sesuatu memang sesuatu, kita menempelkan da (だ) ke nomina atau adjektiva-na. Untuk adjektiva-i, aturannya beda dan akan kita pelajari belakangan. Nah, sebetulnya aturan tata bahasa untuk nomina dan adjektiva-na tidak hanya sama pada kasus ini. Untuk sebagian besar kasus, aturan bagi nomina dan adjektiva-na persis sama. Jadi selama tidak disebutkan secara eksplisit bahwa aturannya berbeda, kamu boleh berasumsi bahwa nomina dan adjektiva-na berperilaku sama.

Menyatakan bahwa sesuatu memang begitu menggunakan da

Tempelkan 「だ」 ke nomina atau adjektiva-na
isha → isha da (adalah dokter)
taisetsutaisetsu da (bersifat penting)

医者 (isha): dokter
大切 (taisetsu): penting

Baca kelanjutannya »

Tips dan trik menggunakan Input Method Editor (IME) bahasa Jepang di Windows XP – bagian 2

Senin, 11 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

Ini adalah kelanjutan dari tips dan trik penggunaan IME bagian 1. Pastikan kamu telah menginstall Input Method Editor terlebih dahulu.

Menulis kalimat yang panjang

Kita bisa langsung menulis kalimat yang panjang, misalnya “tsugi no yasumi ni sukoshi kaeru” (saya akan pulang sebentar di liburan mendatang nanti). Caranya adalah menuliskan seluruh kalimatnya tanpa spasi, karena seperti kita tahu menekan spasi pada IME bertujuan untuk mencari kemungkinan penulisan. Jadi pada contoh di atas, yang kita tuliskan adalah “tsuginoyasuminisukoshikaeru”. Setelahnya, baru tekan spasi.

Menggunakan IME untuk menulis kalimat panjang

IME akan memecah kalimat panjang tersebut menjadi beberapa elemen, dan menebak penulisan yang sesuai untuk masing-masing elemen. Pada contoh di atas, pemecahannya adalah “次の”, “休みに”, “少し”, dan “帰る”. Kalau konversi yang dilakukan sudah benar, kamu hanya perlu menekan Enter. Namun kalau ada yang tidak sesuai, kamu bisa mengoreksi bagian-bagian yang perlu. Tombolnya adalah berikut:

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #18 – Partikel objek langsung o (を)

Sabtu, 9 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Sekarang kita akan belajar partikel o yang menandakan objek langsung. Objek langsung adalah benda yang dikenai aksi suatu verba, misalnya “ikan” pada “saya makan ikan” dan “tembok” pada “dia memukul tembok”.

Penulisan dan cara baca

Partikel o ini di bahasa Jepang ditulis dengan hiragana を (wo). Namun pada prakteknya di percakapan dia umumnya diucapkan “o”, dan karenanya kita akan menggunakan romanisasi o. Tapi ingat, pengucapan “wo” juga akan kamu temui dan sepertinya pada lagu-lagu partikel ini malah lebih sering diucapkan sebagai “wo”. Pada baris pertama lagu Watarasebasi misalnya, partikel ini diucapkan sebagai “wo”.

Penggunaan

Sama seperti partikel de, partikel ini juga ditempelkan di belakang nomina yang ingin ditandai. Inilah contohnya.

魚を手で食べる
sakana o te de taberu
makan ikan dengan tangan

魚 (sakana): ikan
手 (te): tangan
食べる (taberu): makan

Baca kelanjutannya »

Kanjiku #2 – Tanah (土) dan pohon (木)

Kamis, 7 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

Kali ini kita akan belajar lagi dua kanji kelas 1 SD. Kanji-kanji yang mudah ini berhubungan dengan alam.

Tanah: 土 (tsuchi)

Bahasa Jepang tanah adalah tsuchi. Nemonik untuk mengingatnya sangat gampang yaitu tanah tsuchi (maksudnya “tanah suci”).

Kanjinya juga sangat sederhana yaitu 土. Bayangkan saja pedang legendaris yang tertancap di tanah, yang hanya bisa dicabut oleh orang terkuat:

Ilustrasi kanji tsuchi (土)

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #17 – Hubungan nomina dengan klausa subordinat yang mendeskripsikannya

Rabu, 6 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Pada bahasa Jepang, saat suatu nomina dimodifikasi oleh klausa subordinat verba, belum tentu nominanya adalah pelaku dari aksinya. Di episode sebelumnya, terdapat contoh berikut:

お箸で食べる人[1]
ohashi de taberu hito
orang yang makan dengan sumpit

お箸 (ohashi): sumpit
食べる (taberu): makan
人 (hito): orang

Verbanya adalah “makan”, dan dalam contoh tersebut nomina yang dimodifikasi yaitu “orang” memang menjadi pelaku dari “makan”. Tapi lihat contoh berikutnya dari lagu Shabondama:

Baca kelanjutannya »

Tutorial bahasa Jepang Tae Kim: Partikel と、や、とか、の

Selasa, 5 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

Bab mengenai partikel yang berkaitan dengan nomina pada Tutorial Bahasa Jepang Tae Kim telah diterjemahkan. Pembahasan terutama difokuskan pada partikel の yang memungkinkan kita menggunakan nomina untuk memodifikasi nomina lain dan juga memberi nada penjelasan jika diletakkan di akhir kalimat. Silahkan dibaca.

Yang akan diterjemahkan berikutnya adalah bab tentang adverbia dan gobi, yaitu bab terakhir pada “tata bahasa dasar”! Setelahnya lagi kita akan masuk “tata bahasa penting” dan akhirnya akan menemui bentuk sopan です dan ます :) .

Bagi yang belum tahu: Apa itu Tutorial Tae Kim?

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #16 – Klausa subordinat deskriptif

Sabtu, 2 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

Matahari yang melihat
matahari yang melihat?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode sebelumnya kita telah melihat bagaimana adjektiva bisa menerangkan sifat nomina. Hal yang sama juga bisa dilakukan dengan mudah oleh suatu klausa yang diakhiri verba. Misalnya kita punya klausa berikut:

自転車で通う
jitensha de kayou
berangkat dan pulang dengan sepeda

自転車 (jitensha): sepeda
通う (kayou): pulang pergi (ke sekolah, tempat kerja, dsb)

Klausa itu bisa digunakan untuk menerangkan nomina misalnya gakusei:

自転車で通う学生[1]
jitensha de kayou gakusei
murid yang berangkat dan pulang dengan sepeda

学生 (gakusei): murid

Klausa subordinatnya ditandai dengan warna beda. Seperti yang bisa dilihat, kita tinggal memperlakukan klausanya layaknya suatu adjektiva! Aturan peletakannya juga sama yaitu sebelum nominanya. Dengan ini kemampuan berekspresi kita menjadi jauh lebih luas! Inilah contoh-contoh lainnya:

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #15 – Latihan menggunakan adjektiva

Jum'at, 1 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari adjektiva-i dan adjektiva-na, sekarang kamu akan latihan menggunakannya. Untuk tiap soal akan diberikan adjektiva dan nominanya, dan tugas kamu adalah menggunakan adjektivanya dengan benar untuk menggambarkan nominanya. Tujuannya adalah agar kamu terampil membedakan adjektiva-i dengan adjektiva-na.

笑顔 (egao): senyum
温かい (atatakai): hangat

Jawaban: atatakai egao [Motto Futari de: | ]

Baca kelanjutannya »

Tutorial Watarasebashi #14 – Pengenalan pada adjektiva

Kamis, 31 Juli 2008 oleh Agro Rachmatullah

Langit yang luas
Langit yang luas

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Untuk bisa maju ke tahap berikutnya dalam memahami lirik Watarasebashi, kita perlu tahu bagaimana suatu nomina (kata benda) digambarkan di bahasa Jepang. Nomina seperti “buku” bisa dilukiskan sifatnya lebih lanjut misalnya “buku baru” (atau “buku yang baru”), “buku hitam”, dan “buku berat”. Kata-kata yang mendeskripsikan tersebut dinamakan adjektiva (kata sifat), dan itulah pembahasan kita kali ini.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah urutannya terbalik dengan bahasa Indonesia. Jadi adjektivanya muncul sebelum nominanya. Lalu, di bahasa Jepang terdapat dua jenis adjektiva yaitu adjektiva-i dan adjektiva-na yang aturan penggunaanya berbeda.

Adjektiva-i

Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana i (い). Ini adalah okurigana yaitu bagian akhir kata yang bisa berubah bentuk. Cara menggunakannya sangat mudah karena tidak perlu disisipi apa-apa:

1) 広い空
hiroi sora
langit luas

広い (hiroi): luas
空 (sora): langit

Contoh yang pertama ini ada di akhir lagu Watarasebashi.

Baca kelanjutannya »