Archive for the ‘Watarasebashi’ Category

Tutorial Watarasebashi #15 – Latihan menggunakan adjektiva

Jum'at, 1 Agustus 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari adjektiva-i dan adjektiva-na, sekarang kamu akan latihan menggunakannya. Untuk tiap soal akan diberikan adjektiva dan nominanya, dan tugas kamu adalah menggunakan adjektivanya dengan benar untuk menggambarkan nominanya. Tujuannya adalah agar kamu terampil membedakan adjektiva-i dengan adjektiva-na.

笑顔 (egao): senyum
温かい (atatakai): hangat

Jawaban: atatakai egao [Motto Futari de: | ]

(more…)

Tutorial Watarasebashi #14 – Pengenalan pada adjektiva

Kamis, 31 Juli 2008 oleh Agro Rachmatullah

Langit yang luas
Langit yang luas

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Untuk bisa maju ke tahap berikutnya dalam memahami lirik Watarasebashi, kita perlu tahu bagaimana suatu nomina (kata benda) digambarkan di bahasa Jepang. Nomina seperti “buku” bisa dilukiskan sifatnya lebih lanjut misalnya “buku baru” (atau “buku yang baru”), “buku hitam”, dan “buku berat”. Kata-kata yang mendeskripsikan tersebut dinamakan adjektiva (kata sifat), dan itulah pembahasan kita kali ini.

Hal terpenting yang perlu diingat adalah urutannya terbalik dengan bahasa Indonesia. Jadi adjektivanya muncul sebelum nominanya. Lalu, di bahasa Jepang terdapat dua jenis adjektiva yaitu adjektiva-i dan adjektiva-na yang aturan penggunaanya berbeda.

Adjektiva-i

Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana i (い). Ini adalah okurigana yaitu bagian akhir kata yang bisa berubah bentuk. Cara menggunakannya sangat mudah karena tidak perlu disisipi apa-apa:

1) 広い空
hiroi sora
langit luas

広い (hiroi): luas
空 (sora): langit

Contoh yang pertama ini ada di akhir lagu Watarasebashi.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #13 – Latihan partikel konteks de (で)

Jum'at, 18 Juli 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Kita telah mempelajari fungsi partikel de, yaitu memberikan konteks untuk verba. Konteks tersebut bisa berupa alat atau cara (dengan, menggunakan) maupun konteks tempat (di).

Sekarang waktunya untuk sedikit latihan. Yang perlu kamu lakukan sangat mudah yaitu menulis terjemahan bahasa Indonesianya. Soal-soal berikut berdasarkan lagu (dengan modifikasi seperlunya), dan kamu bisa mengklik ♪ untuk mendengar lagunya dan 詞 untuk melihat liriknya. Gunakan lampiran di akhir artikel ini untuk mencari tahu arti kata-kata yang tidak kamu ketahui.

1) 電話で話す[Koe: | ]
denwa de hanasu
Jawaban: berbicara dengan telepon

(more…)

Tutorial Watarasebashi #12 – Partikel konteks de (で)

Rabu, 16 Juli 2008 oleh Agro Rachmatullah

Matahari terbenam dilihat dari Jembatan Watarase
Matahari terbenam dilihat dari Jembatan Watarase

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Akhirnya kita sampai pada pembahasan liriknya! Pertama-tama, perlu diketahui bahwa dalam lagu seringkali satu kalimat dipecah menjadi beberapa baris. Nah, kalimat pertama yang akan kita pelajari terdiri dari baris pertama dan kedua pada lagu tersebut:

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

渡良瀬橋で見る夕日をあなたはとても好きだったわ
watarasebashi de miru yuuhi o anata wa totemo suki datta wa
Kamu dulu sangat senang dengan matahari terbenam di Jembatan Watarase

[Download potongan lagunya: watarasebashi-001.mp3 (226 KB)]

Terjemahan yang diberikan di atas sebetulnya bukan terjemahan literalnya, tapi terjemahan yang terdengar enak dan alami di bahasa Indonesia. Ini adalah aturan emas penerjemahan: hasil terjemahanmu harus terdengar alami. Hal tersebut terutama penting dengan bahasa Jepang, karena banyak ide-ide dasar yang diekspresikan dengan cara yang jauh berbeda dibandingkan bahasa Indonesia. Untuk mengatakan “harus makan”, misalnya, orang Jepang sebetulnya mengatakan “jika tidak makan, tidak baik”. Kalau terjemahan mentahnya digunakan, tentu terdengar ganjil.

Kita akan menggunakan konvensi tersebut di tutorial ini. Saat membahas kalimat baru dari lagunya, yang pertama kali akan diberikan adalah terjemahan bagusnya agar kamu punya gambaran jelas mengenai kalimatnya. Baru setelahnya kita akan mempelajarinya dari kacamata pelajar bahasa dan menyelidiki arti mentah yang sebetulnya dikandung kalimat tersebut.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #11 – Konsonan bersuara pada kata gabungan

Selasa, 15 Juli 2008 oleh Agro Rachmatullah

Watarasebashi dan matahari
watarase + hashi = watarasebashi

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari pengelompokan kana menjadi baris-baris tertentu, sekarang kita akan belajar suara-suara konsonan tambahan yang diperoleh dengan memodifikasi suara-suara dasarnya. Setelahnya, kita akan bisa memamahi pembentukan kata watarasebashi dan kata-kata lain yang sejenis.

Konsonan bersuara dan plosif

Beberapa suara konsonan bunyinya mirip dengan konsonan lain. Contohnya, coba kamu buat suara “ta” dan “da” dengan mulutmu, lalu bandingkan gerakan lidah dan bunyi keduanya. Mirip kan?

Fonologi Jepang sadar akan kemiripan tersebut, dan oleh karenanya hiragana untuk “da” hanyalah hiragana “ta” yang diberi tanda tambahan:

tanda dakuten

(more…)

Tutorial Watarasebashi #10 – Pengelompokan kana

Jum'at, 27 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Watarasebashi timur
Jembatan Watarase – watarasehashi atau watarasebashi?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah meninjau huruf-huruf Jepang, kita sekarang akan mulai membahas lagu Watarasebashi dari awal. Romaji akan disertakan sepanjang tutorial, namun ingat bahwa itu ada agar mereka yang masih belajar kana bisa langsung mengikuti artikel-artikelnya.

Pembahasan akan dimulai dari judulnya yaitu “Watarasebashi” yang artinya Jembatan Watarase. Kata tersebut dibentuk dari watarase yang merupakan suatu nama dan hashi yang artinya jembatan. Pertanyaannya, kenapa jadinya watarasebashi dan bukan watarasehashi?

(more…)

Tutorial Watarasebashi #09 – Penggunaan masing-masing jenis huruf Jepang

Rabu, 25 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

\"kira kira\", efek suara pada bahasa Jepang yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya
Kerlap-kerlip pantulan cahaya matahari yang digambarkan dengan kata “kira kira”. Bagaimana menuliskannya?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di Indonesia huruf besar dan kecil memiliki fungsinya masing-masing. Contohnya, huruf besar digunakan untuk mengawali kalimat, mengawali nama orang, dan untuk singkatan. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan dari masing-masing huruf yang ada di bahasa Jepang.

Penggunaan kanji

Secara umum, kalau suatu kata memiliki kanji maka dia akan ditulis menggunakan kanjinya. Pada lagu Watarasebashi, contohnya adalah 私 (watashi, saya), 電話 (denwa, telepon), dan 見る (miru, melihat).

Walaupun begitu, ada juga kata-kata tertentu yang secara historis memiliki kanji tapi tidak digunakan di bahasa Jepang modern. Contohnya, “suru” (melakukan) sebetulnya memiliki penulisan kanji 為る tapi sekarang penulisan tersebut sama sekali tidak dipakai. Saat ini “suru” selalu ditulis sepenuhnya dengan hiragana yaitu する.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #08 – Katakana

Selasa, 24 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Katakana pada lirik lagu Watarasebashi
Katakana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari hiragana dan kanji, sekarang kita akan mempelajari jenis huruf terakhir yang unik bagi bahasa Jepang yaitu katakana. Terakhir kita akan mempelajari penggunaan masing-masing jenis huruf yang ada.

Katakana

Katakana pada intinya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Katakana digunakan terutama untuk kata-kata serapan, seperti yang akan dicontohkan nanti. Semua huruf hiragana pasti ada padanan katakananya. Sebagai contoh, “ma” pada hiragana adalah ま dan pada katakana adalah マ. “erika” jika ditulis dengan hiragana adalah えりか, dan jika ditulis dengan katakana menjadi エリカ. Pembahasan mengenai suara pada hiragana juga berlaku pada katakana.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #07 – Okurigana dan tips belajar kanji

Minggu, 22 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi
Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode terakhir dan sebelumnya, semua kata-kata yang muncul bisa ditulis sepenuhnya menggunakan kanji. Namun sebetulnya ada juga kata-kata yang penulisan kanjinya harus diakhiri hiragana! Hiragana yang menguntit tersebut dinamakan okurigana, yang pada gambar di atas ditandai dengan warna ungu.

Okurigana

Di lagu Watarasebashi, okurigana misalnya muncul pada kata “miru” yang artinya “melihat”. Penulisannya menggunakan kanji adalah 見る, yaitu kanji yang artinya “melihat” (見) ditambah dengan hiragana “ru” (る). Hiragana る tersebut adalah okurigana.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #06 – Bacaan kun dan on untuk kanji

Jum'at, 20 Juni 2008 oleh Agro Rachmatullah

Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi
Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode sebelumnya, kita telah melihat bahwa satu kanji bisa memiliki lebih dari satu arti, dan karenanya lebih dari satu cara membaca. Contohnya, 空 bisa dibaca “sora” yang artinya “langit” dan bisa juga “kara” yang artinya “kosong”. Namun banyak juga kanji yang artinya hanya satu, tapi cara membacanya lebih dari satu! Kok bisa?

(more…)