Archive for the ‘Menengah’ Category

A to ii B to ii (baik A dan juga B)

Senin, 4 Januari 2010 oleh Agro Rachmatullah

Untuk mengatakan bahwa dua hal sama-sama bersifat sesuatu, cara yang paling umum adalah menggunakan partikel mo (juga).

色もデザインも素敵
iro mo dezain mo suteki
Baik warna maupun desainnya indah

色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah

Pada penggunaan seperti ini, sebagai alternatifnya kamu bisa juga menggunakan to ii. Ini berasal dari to iu (と言う) yang gunanya untuk mengutip benda atau hal yang dimaksud. Jadi arti literalnya mungkin semacam “Mau ngomongin A kek, mau ngomongin B kek, … (kesemuanya sama)”. Lihat contoh berikut:

色といいデザインといい素敵
iro to ii dezain to ii suteki
Baik warna maupun desainnya indah

色 (iro): warna
デザイン (dezain): desain, rancangan, pola
素敵 (suteki): indah

to ii terdengar lebih kuat dibandingkan dengan mo. Karena tata bahasanya sendiri sangat mudah, postingan kali ini cukup diakhiri dengan contoh-contoh lain agar semakin mengerti:

(more…)

Bentuk Perintah pada Bahasa Jepang

Sabtu, 14 November 2009 oleh Agro Rachmatullah

Ke sini!
Sini!

Pada bahasa Indonesia, banyak bentuk kamus verba yang sudah langsung merupakan bentuk perintah. Contohnya adalah “Makan!”, “Baca!”, dan “Pergi!” Di bahasa Jepang, kita tentunya juga bisa memberikan perintah. Namun kita perlu mengubah verbanya menjadi bentuk perintah terlebih dahulu. Aturannya merupakan salah satu yang tergampang di bahasa Jepang, jadi kamu bisa dengan mudah bersenang-senang (atau mendapat masalah).

Sebelumnya, ingatlah bahwa ini adalah bahasa yang sangat kasar sehingga seharusnya kamu tidak akan sering memerlukannya. Untuk meminta orang melakukan sesuatu, banyak pilihan sopan lain yang tersedia misalnya menggunakan -te kudasai.

Hanya saja, bentuk perintah sangat sering muncul di media seperti dorama, anime, dan manga sehingga kamu perlu mengetahuinya. Saat kamu menemui bentuk ini, perhatikan baik-baik konteksnya. Contohnya adalah dua orang yang sedang bertarung dan meneriakkan “shine!” (Mati sana!). Dalam hal ini, karena mereka memang berniat saling menghabisi tentunya tidak perlu bersopan-sopan.

(more…)

Menggunakan bentuk negatif dengan hazu

Rabu, 21 Oktober 2009 oleh Agro Rachmatullah

hazu digunakan saat kita membuat prediksi yang sangat mudah atau jelas sehingga kita yakin akan kebenarannya. Kata bahasa Indonesia yang bersesuaian misalnya “pasti”, “seharusnya”, dan “mestinya”.

Sebagai contoh, dengan melihat jadwal kereta dan karena tahu bahwa kereta yang bersangkutan selalu tepat waktu, seseorang bisa membuat kesimpulan mudah berikut:

電車はもうすぐ来るはずだ
densha wa mou sugu kuru hazu da
Keretanya mestinya datang beberapa saat lagi

電車 (densha): kereta (listrik)
もうすぐ (mou sugu): segera
来る (kuru): datang

Kalau perlu angka untuk kongkritnya, mungkin si pembicara yakin lebih dari 95% tentang prediksinya saat menggunakan hazu (lebih kuat dari darou atau deshou, apalagi ka mo shirenai). Lalu, hazu lebih mengisyaratkan prediksi hasil kesimpulan pemikiran logis, sedangkan darou atau deshou kesannya lebih ke arah tebakan, pemikiran sederhana, atau sedikit akal sehat.

Nah, ada dua cara hazu bisa digunakan dengan bentuk negatif dan keduanya memiliki arti yang sangat berbeda.

(more…)

Panduan membedakan verba transitif dengan intransitif

Senin, 12 Oktober 2009 oleh Agro Rachmatullah

Di bahasa Jepang banyak terdapat pasangan verba intransitif dan transitif, seperti ochiru (jatuh) dan otosu (menjatuhkan):

本は落ちる
hon wa ochiru
Buku jatuh (ochiru bersifat intransitif)

本 (hon): buku
落ちる (ochiru): jatuh

私は本を落とす
watashi wa hon o otosu
Saya menjatuhkan buku (otosu bersifat transitif)

私 (watashi): saya
本 (hon): buku
落とす (otosu): menjatuhkan

Pembahasan mengenai dasar-dasar hal tersebut bisa ditemukan di halaman lain.

Yang akan kita bahas di sini adalah cara membedakan antara pasangan yang ada. Sebagai contoh, mungkin kamu mengingat ada verba kakureru dan kakusu yang sama-sama berhubungan dengan “sembunyi”. Mana yang artinya “sembunyi” (intransitif), dan mana yang artinya “menyembunyikan” (transitif)?

Saat awal belajar bahasa Jepang, saya sering bingung dengan hal ini. Sebetulnya kalau sering menggunakan, nanti lama-lama akan hafal sendiri. Tapi karena sebetulnya ada pola yang bisa membantu, kalau kamu ingat polanya pasti akan lebih mempermudah studi bahasa Jepang kamu. Jadi untuk membedakannya dengan mudah ikuti 3 panduan berikut.

1) Kalau salah satunya diakhiri -su, maka pasti verba yang diakhiri -su tersebut transitif

(more…)

n chi sebagai singkatan no uchi (rumah milik …)

Sabtu, 26 September 2009 oleh Agro Rachmatullah

Dari kata uchi yang berarti rumah, kita bisa membentuk misalnya watashi no uchi (rumah saya) dan obaachan no uchi (rumah nenek).

Nah, cepat atau lambat kalian pasti akan menemui singkatan informal dari no uchi tersebut yaitu n chi. Tentunya singkatan-singkatan seperti ini merupakan bahasa percakapan dan bisa terdengar agak kurang sopan dibanding versi benarnya, jadi perhatikan lawan bicaranya. Untuk penggunaannya lihat contoh-contoh berikut:

わたしんちの子猫
watashinchi no koneko (= watashi no uchi no koneko)
Anak kucing rumahku

わたし (watashi): saya
子猫 (koneko): anak kucing

(more…)

Memeluk: daku vs. idaku

Kamis, 3 September 2009 oleh Agro Rachmatullah

Verba yang cukup umum yaitu daku (memeluk) memiliki kanji 抱く. Namun kanji 抱く tersebut juga punya bacaan lain yaitu idaku. Nah, ini bisa sedikit membingungkan saat kita membaca teks kanji. Namun sebetulnya ada satu panduan yang sederhana.

daku untuk benda fisik

Kalau targetnya adalah benda fisik, yang biasa digunakan adalah daku. Misalnya memeluk bayi, kekasih, atau guling. Pada kasus-kasus tersebut 抱く dibaca daku.

抱き枕を抱く
dakimakura o daku
Memeluk guling

抱き枕 (dakimakura): guling

(more…)

Toori: jalan dan sejalan

Kamis, 27 Agustus 2009 oleh Agro Rachmatullah

Jalan (toori, 通り)
Ikuti jalannya dan jangan keluar jalur!
Sumber gambar: Semboku City

Arti dasar: jalan

toori (通り) adalah kata yang memiliki arti dasar “jalan”. Perhatikan contoh-contoh berikut:

にぎやかな通り
nigiyaka na toori
Jalan yang ramai

にぎやか (nigiyaka): ramai, hidup, penuh aktivitas

その店は通りの向こう側にある
sono mise wa toori no mukou-gawa ni aru
Toko itu ada di sisi seberang jalan

その (sono): itu
店 (mise): toko
向こう (mukou): sana, seberang
側 (gawa): sisi

Mudah bukan? Tapi tentu saja artikel ini masih ada lanjutannya.

Arti turunan: sejalan

Dari arti dasar itu, toori digunakan dalam tata bahasa penting yang mengandung makna “sejalan“. Di bahasa Indonesia, kata yang lebih umum untuk hal ini adalah “sesuai”, “seperti”, atau “persis”.

Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan “Lakukan persis seperti yang kukatakan!” maka kamu akan menggunakan kata toori ini (dengan arti literalnya “Lakukan sejalan dengan yang kukatakan!”).

(more…)

ryou (両) dan kata (片): cara menyebutkan sepasang atau salah satunya saja

Minggu, 12 Juli 2009 oleh Agro Rachmatullah

Ryou-te (両手, kedua tangan)
Sumber gambar: tokai-hokkaido

Coba bayangkan anggota-anggota tubuh manusia: mata, tangan, kaki, dan sebagainya. Mereka muncul dalam pasang-pasangan. Nah, dalam konteks tersebut, kita bisa menggunakan awalan ryou- (両) kalau ingin mengacu pada keduanya (sepasang) dan kata- (片) kalau ingin mengacu pada hanya salah satunya.

Inilah contohnya dengan te (tangan):

縫いぐるみを両手で抱きしめる
nuigurumi o ryou-te de dakishimeru
Memeluk erat boneka dengan kedua tangan

縫いぐるみ (nuigurumi): boneka (yang luarnya jahitan dan dalamnya diisi bahan empuk-empuk)
手 (te): tangan
抱きしめる (dakishimeru): memeluk erat

(more…)

-kake: sudah dimulai namun belum selesai

Rabu, 1 Juli 2009 oleh Agro Rachmatullah

kakeru (掛ける atau かける) adalah kata ampuh (membingungkan?) yang bisa berarti sangat banyak hal. Salah satu arti yang dimilikinya adalah “memulai”.

Dari arti tersebut kita bisa menemui kata-kata turunan seperti tabekake yang dibentuk dari taberu (makan) dan kakeru. Artinya adalah sesuatu sudah mulai dimakan, tapi belum habis. Pola terbentuknya adalah sebagai berikut:

Ubah verba ke bentuk akarnya lalu tambah kake (掛け). Contoh:

1) taberutabetabekake
2) yomuyomiyomikake

Hasilnya mengandung makna bahwa aksinya telah mulai dikerjakan, namun belum selesai

Dengan kata lain, maknanya semacam “setengah selesai”. Ini beberapa contoh kalimatnya:

食べ掛けのバナナ
tabekake no banana
Pisang yang setengah dimakan

食べる (taberu): makan
バナナ (banana): pisang

kake menandakan bahwa aksi makannya telah dimulai, namun belum selesai. Pada kata bentukan ini kita menggunakan no untuk menghubungkannya dengan nomina lain.

(more…)

Penggunaan berbagai kala verba dengan toki

Kamis, 21 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

toki (時) adalah kata yang berarti “waktu” atau “saat”. Dia bisa digunakan untuk menyatakan kapan suatu aksi terjadi, seperti pada kalimat bahasa Indonesia “waktu aku sedang menonton TV, ada telepon.”

Jika digunakan dengan verba (misal “menonton” di contoh atas), secara umum verba yang mendahului toki bisa berada di bentuk taklampau, bentuk lampau, maupun berkelanjutan (-te iru). Masing-masing memiliki arti sendiri, namun semuanya menggunakan pola dasar berikut:

[klausa 1] toki, [klausa 2]

Arti dasarnya adalah klausa 2 terjadi pada waktu klausa 1 terjadi. Waktu tepatnya ditunjukkan dengan bentuk verba di klausa 1.

Dengan bentuk berkelanjutan

Dengan bentuk -te iru, toki menyatakan bahwa aksi di klausa 2 terjadi saat aksi di klausa 1 sedang berlangsung.

テレビを見ている時、電話が鳴った。
terebi o mite iru toki, denwa ga natta
Waktu aku sedang menonton TV, telepon berdering.

テレビ (terebi): TV
見る (miru): melihat
電話 (denwa): telepon
鳴る (naru): berbunyi, berdering, dsb.

(more…)