Nomina, atau kata benda, akan cepat membuat bosan kalau terus berdiri sendiri. Sebut saja hana (bunga) misalnya. Mendengar kata tersebut, berikutnya tentu muncul berbagai pertanyaan di benak kita. Seperti apa bunganya? Apakah dia besar? Warnanya apa? Sedang apa?
Dengan memodifikasi nomina tersebut, benda yang dimaksud jadi memuat lebih banyak informasi. Dengan kata lain, lebih berwarna. Coba saja baca dan banyangkan “bunga kecil”, “bunga besar”, “bunga merah”. Sangat berguna kan?
Nah, kita bisa memodifikasi nomina dengan berbagai jenis kata: nomina lain, adjektiva (kata sifat), dan verba (kata kerja). Secara umum, ada dua cara untuk menempelkan informasi tambahan ke nominanya: langsung atau dibantu partikel. Jadi mari kita lihat kedua cara tersebut agar tidak tertukar-tukar.
Adjektiva-i dan verba
Pertama-tama, ingat bahwa adjektiva dibagi menjadi adjektiva-i dan adjektiva-na. Secara umum, adjektiva-i diakhiri dengan hiragana i (い) (perkecualiannya, kirei (indah, bersih) dan kirai (benci) bukan adjektiva-i). Silahkan baca artikel ini untuk mengulasnya.
Adjektiva-i dan verba sangatlah mirip dalam kelakuannya memodifikasi nomina. Anggap mereka seperti stiker, jadi bisa langsung ditempelkan ke nominanya tanpa perlu bantuan partikel apapun. Sebagai contoh, jika kita ingin menempelkan adjektiva-i chiisai (kecil) ke hana, maka tinggal tempelkan saja:
chiisai hana
bunga yang kecil
Seperti sudah dijelaskan, adjektiva-i sudah dari sananya “lengket” seperti stiker sehingga bisa langsung ditempelkan. Yang perlu diperhatikan hanyalah bahwa urutannya terbalik dengan bahasa Indonesianya: nomina yang dijelaskan muncul terakhir.
Verba juga cara kerjanya sama. Perhatikan contoh berikut:
yureru hana
bunga yang berayun-ayun
Nomina dan adjektiva-na
Di lain pihak, nomina dan adjektiva-na cara kerjanya berbeda dengan yang sebelumnya dijelaskan. Nomina dan adjektiva-na tidaklah lengket, jadi kalau ingin ditempelkan ke nomina kita harus menggunakan perekat yang berupa partikel.
Untuk adjektiva-na, partikelnya adalah… na (ya, sesuai namanya).
suteki na hana
bunga yang indah
Untuk nomina, partikelnya adalah no.
watashi no hana
bunga milikku
Partikel no selain menyatakan kepemilikan (seperti di atas) juga bisa menyatakan sifat umum bendanya, seperti contoh-contoh berikut:
sakura no hana
bunga sakura (bunga yang “bersifat” sakura)
(tentunya contoh di atas juga bisa berarti “bunga milik seseorang bernama Sakura”)
娘の名雪と母の秋子
musume no nayuki to haha no akiko
Nayuki yang merupakan sang anak dan Akiko ibunya (Nayuki yang “bersifat” anak perempuan dan Akiko yang “bersifat” ibu)
埼玉県のひとみさん
saitama-ken no hitomi-san
Hitomi-san dari Prefektur Saitama (Hitomi-san yang “bersifat” Prefektur Saitama)
Infleksi
Infleksi negatif seperti janai dan tabenai, maupun lampau seperti shita, nakatta, dan datta juga sudah bersifat lengket. Mereka bisa dianggap seperti adjektiva-i maupun verba. Jadi tinggal langsung ditempelkan:
kirei datta kawa
sungai yang dulu bersih
daigakusei janai hito
orang yang bukan anak kuliahan
Ingat bahwa bentuk sopan (desu, -masu, -masen, dll) hanya digunakan untuk mengakhiri kalimat. Jadi tidak bisa untuk memodifikasi nomina. Sebagai contoh, nomimasen kata (orang yang tidak minum) salah! Yang benar adalah menggunakan bentuk biasanya, nomanai kata.
Nomina gramatikal
Beberapa konstruksi tata bahasa penting di bahasa Jepang menggunakan nomina. Contohnya, koto, you, dan hou semuanya merupakan nomina. Jadi semua aturan di atas berlaku.
食べた方がいい
tabeta hou ga ii
Sebaiknya makan
稲妻のように速い
inazuma no you ni hayai
secepat kilat (cepat bagai kilat)
馬鹿なこと言うな!
baka na koto iu na!
Jangan ngomong hal-hal bodoh!
行くことになりました
iku koto ni narimashita
telah diputuskan bahwa saya akan pergi
Penutup
Seperti yang sudah dijelaskan, jangan sampai menggunakan partikel no atau na untuk menghubungkan adjektiva-i dan verba ke nomina. Sebagai contoh, kawaii no neko (kucing imut) salah! Yang betul adalah kawaii neko. benkyou shita no hou ga yokatta (harusnya waktu itu belajar) juga salah. Yang benar adalah benkyou shita hou ga yokatta.
Di atas diberi analogi bahwa partikel na atau no bertindak sebagai lem. Lem untuk menghubungkan nomina ke nomina lain misalnya. Nah, karena adjektiva-i dan verba sudah seperti stiker (otomatis bisa menempel), kita tidak perlu partikel apapun. Menggunakan partikel malah seperti menggunakan lem pada stiker untuk menempelkannya: bukan ide bagus, dan salah!
wah, ribet juga ya bahasa jepang….
Owh begitu ya..cm tau dkit dlu tntg i-adj dan na-adj,oia mau tanya senpai,bgmn mengetik kanji yg ada okurigana nya? Seperti buku minna nO nihongo,kalu mgtik kanji/kana biasa bs,tp blm tw yg ada okurigana
Rumit-rumit
@suka-japan-san
Maksudnya furigana kan? Kalau nggak salah pernah denger di Microsoft Word ada cara gampangnya, cuma belum pernah nyoba…
@yg-lain-san
Sebenernya sederhana kok kalau untuk ini… Tinggal inget aja ada dua jenis, yg perlu penempel dan yg bisa langsung ditempel
0wh…
iC..
cm yg haruz d tambh adjectiva-na lum tw bner..
aku bingung bgt agro-san…
mslhnya bwt partikel2 itu juga aku lum spenuhnya ngerti cara dan kapan pakainya…..
blum smpet bljr smpe sana… T.T
thanks ya..menambah ilmu neh
makasih ya….
jd tmbah niat pengen ke jepang na….ihixx
kasih link yg menarik buat belajar lagi.. bila perlu konyol.. biar nggak bosen…