toki (時) adalah kata yang berarti “waktu” atau “saat”. Dia bisa digunakan untuk menyatakan kapan suatu aksi terjadi, seperti pada kalimat bahasa Indonesia “waktu aku sedang menonton TV, ada telepon.”
Jika digunakan dengan verba (misal “menonton” di contoh atas), secara umum verba yang mendahului toki bisa berada di bentuk taklampau, bentuk lampau, maupun berkelanjutan (-te iru). Masing-masing memiliki arti sendiri, namun semuanya menggunakan pola dasar berikut:
Arti dasarnya adalah klausa 2 terjadi pada waktu klausa 1 terjadi. Waktu tepatnya ditunjukkan dengan bentuk verba di klausa 1.
Dengan bentuk berkelanjutan
Dengan bentuk -te iru, toki menyatakan bahwa aksi di klausa 2 terjadi saat aksi di klausa 1 sedang berlangsung.
terebi o mite iru toki, denwa ga natta
Waktu aku sedang menonton TV, telepon berdering.
テレビ (terebi): TV
見る (miru): melihat
電話 (denwa): telepon
鳴る (naru): berbunyi, berdering, dsb.
ryoushin ga neteru toki, denwa o suru
Saat orang tua sedang tidur, aku akan menelepon.
両親 (ryoushin): (kedua) orang tua
寝る (neru): tidur
電話 (denwa): telepon
する (suru): melakukan
Perhatikan bagaimana kala di akhir kalimat menunjukkan apakah kejadian menelepon sudah berlalu (lampau) atau belum.
Dengan bentuk taklampau
Jika bentuk taklampau digunakan, artinya aksi di klausa 2 terjadi sebelum aksi di klausa 1 terjadi/selesai. Perhatikan contoh berikut:
nihon ni iku toki, jisho o kau
Saya akan membeli kamus (di tanah air) saat nanti pergi ke Jepang.
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Pada contoh kalimat di atas, iku berada pada bentuk taklampau. Artinya, aksi “membeli” akan dilakukan sebelum aksi “pergi”. Perubahan kala di akhir kalimat tidak akan mengubah kenyataan bahwa aksi membeli dilakukan sebelum pergi:
nihon ni iku toki, jisho o katta
Saya membeli kamus (di tanah air) waktu dulu pergi ke Jepang.
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Dengan bentuk lampau
Dengan bentuk lampau, aksi di klausa 2 terjadi setelah aksi di klausa 1 selesai dilaksanakan.
nihon ni itta toki, jisho o kau
Saya akan membeli kamus (di Jepang) saat nanti pergi ke Jepang.
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Bisa dilihat bahwa aksi “membeli” baru akan dilakukan setelah aksi “pergi” selesai. Dengan kata lain, orangnya baru akan membeli setelah sampai Jepang. Ini karena iku (pergi) berada di bentuk lampaunya yaitu itta.
Kalimat keseluruhannya bisa berada di bentuk lampau, namun hal yang dijelaskan di atas tidak akan berubah:
nihon ni itta toki, jisho o watta
Saya membeli kamus (di Jepang) waktu dulu pergi ke Jepang.
日本 (nihon): Jepang
行く (iku): pergi
辞書 (jisho): kamus
買う (kau): membeli
Penutup dan contoh lain
Karena pada dasarnya toki adalah nomina, dia bisa diikuti partikel misalnya ni dan wa.
Artikel ini akan diakhiri oleh beberapa contoh dari lagu. Perhatikan bentuk verba yang mendahului toki.
: ♪ | 詞]
kizutsuiteru toki mo, waratte iru toki mo, anata no mune ni saku hana ni naritai
Di saat kamu sedang terluka maupun di saat kamu sedang tertawa, aku ingin menjadi bunga yang mekar di hatimu.
傷つく (kizutsuku): terluka
笑う (warau): tertawa, tersenyum
あなた (anata): kamu
胸 (mune): hati, dada
咲く (saku): mekar
花 (hana): bunga
なる (naru): menjadi
: ♪ | 詞]
asu no asa me ga sameta toki ni wa, utsukushiku nattetara ii na
Alangkah senangnya jika aku telah menjadi cantik waktu bangun besok pagi.
明日 (asu): besok (umumnya 明日 dibaca ashita)
朝 (asa): pagi
目が覚める (me ga sameru): bangun (lit: mata terbangun)
美しい (utsukushii): indah, cantik
なる (naru): menjadi
いい (ii): baik
Perhatikan bahwa di atas me ga sameta (bangun) adalah bentuk lampau, sebab orangnya tentunya baru bisa tahu apakah dia menjadi lebih cantik atau tidak setelah proses bangunnya selesai, bukan saat akan bangun.
Tags: abe natsumi, berryz koubou, toki, waktu
jadi kata “toki” , selalu diletakkan di antara klausa 1 n klausa 2 ya?
this web site is very nice and interesting learning site.
thanks
@santo-san
Aturan yang paling fundamentalnya itu toki dimodifikasi verba di klausa 1. Jadi selalu misalnya “taberu toki”, tidak pernah “toki taberu”
Kalau dalam pembicaraan santai kadang klausa 1-nya muncul belakangan (kalau kepikirannya belakangan), misal:
jisho o katta yo, nihon ni itta toki…
(Waktu itu aku beli kamus lo, pas pergi ke Jepang…)
Bisa dilihat bahwa “klausa 1 + toki”-nya tetap satu kesatuan, hanya muncul belakangan
@Oscar-san
Thank you too
Lalu kalau kita mau membuat kalimat pengandaian “IF”, bagaimana caranya?
Selain itu, bagaimana cara membuat kalimat “BEFORE” dan “AFTER” pada bahasa Jepang? Ini dia yang dari dulu sampai sekarang masih belum tau caranya.
@infini3-san
Pengandaian “if” bisa menggunakan berbagai cara: dan “to”, “-eba”, dan “nara”
hashiru to ma ni au
kalau berlari, akan sempat
Kalau sebelum pakai “mae” dan sesudah pake “ato”.
taberu mae ni “itadakimasu” to iu no wa nihonjin no kanshuu desu
mengucapkan “itadakimasu” sebelum makan adalah adat-istiadat orang Jepang
Kapan-kapan bisa dijadikan artikel untuk dibahas lebih lanjut…