Archive for May, 2009

Cara yang tepat memodifikasi nomina

Sabtu, 30 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Nomina, atau kata benda, akan cepat membuat bosan kalau terus berdiri sendiri. Sebut saja hana (bunga) misalnya. Mendengar kata tersebut, berikutnya tentu muncul berbagai pertanyaan di benak kita. Seperti apa bunganya? Apakah dia besar? Warnanya apa? Sedang apa?

Dengan memodifikasi nomina tersebut, benda yang dimaksud jadi memuat lebih banyak informasi. Dengan kata lain, lebih berwarna. Coba saja baca dan banyangkan “bunga kecil”, “bunga besar”, “bunga merah”. Sangat berguna kan?

Nah, kita bisa memodifikasi nomina dengan berbagai jenis kata: nomina lain, adjektiva (kata sifat), dan verba (kata kerja). Secara umum, ada dua cara untuk menempelkan informasi tambahan ke nominanya: langsung atau dibantu partikel. Jadi mari kita lihat kedua cara tersebut agar tidak tertukar-tukar.

Adjektiva-i dan verba

Pertama-tama, ingat bahwa adjektiva dibagi menjadi adjektiva-i dan adjektiva-na. Secara umum, adjektiva-i diakhiri dengan hiragana i (い) (perkecualiannya, kirei (indah, bersih) dan kirai (benci) bukan adjektiva-i). Silahkan baca artikel ini untuk mengulasnya.

Adjektiva-i dan verba sangatlah mirip dalam kelakuannya memodifikasi nomina. Anggap mereka seperti stiker, jadi bisa langsung ditempelkan ke nominanya tanpa perlu bantuan partikel apapun. Sebagai contoh, jika kita ingin menempelkan adjektiva-i chiisai (kecil) ke hana, maka tinggal tempelkan saja:

小さい花
chiisai hana
bunga yang kecil

(more…)

Kanjiku #7 – api (火) dan air (水)

Rabu, 27 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Sudah lama tidak ada artikel tentang kanji, jadi mari sekarang kita lanjutkan lagi. Kali ini kita akan belajar dua kanji dasar yang merupakan dua elemen berlawanan di alam: api dan air. Namun sebelumnya kita perlu tahu sekilas dua bentuk dasar yang akan digunakan di artikel ini dan di banyak kanji lainnya.

Bentuk pertama merupakan goresan yang sangat pendek: 丶. Kita akan menyebutnya sebagai bentuk tetesan, percikan, atau hal-hal semacamnya. Bentuk tersebut bisa miring ke kiri maupun ke kanan.

Bentuk kedua terlihat seperti garis tegak: 丨. Kita akan menyebutnya sebagai tongkat.

Ingat bahwa bentuk 丶 dan 丨 secara sendirian tidak membentuk huruf apapun. Kita memberinya sebutan tetesan dan tongkat hanya untuk mempermudah belajar kanji lain saja.

Api: 火 (hi)

Kanji pertama yang akan kita pelajari di sini adalah hi yang berarti “api”. Perhatikan bahwa dia tersusun atas bentuk orang (人) dan dua percikan (丶). Jadi bayangkan saja manusia api, dengan dua percikan di kiri dan kanannya sebagai percikan api yang loncat dari tubuhnya.

(more…)

Kamus bergambar #11 – ao (青 | あお)

Minggu, 24 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Di kamus bergambar sebelumnya, bahasa Indonesia dari sara (皿) adalah “piring”. Yang menjawab pertama dengan benar adalah Riri-san!

Kata bahasa Jepang yang akan kita pelajari kali ini adalah ao (青):


Sumber gambar: mas-japan

Inilah beberapa contoh kalimatnya:

(more…)

Penggunaan berbagai kala verba dengan toki

Kamis, 21 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

toki (時) adalah kata yang berarti “waktu” atau “saat”. Dia bisa digunakan untuk menyatakan kapan suatu aksi terjadi, seperti pada kalimat bahasa Indonesia “waktu aku sedang menonton TV, ada telepon.”

Jika digunakan dengan verba (misal “menonton” di contoh atas), secara umum verba yang mendahului toki bisa berada di bentuk taklampau, bentuk lampau, maupun berkelanjutan (-te iru). Masing-masing memiliki arti sendiri, namun semuanya menggunakan pola dasar berikut:

[klausa 1] toki, [klausa 2]

Arti dasarnya adalah klausa 2 terjadi pada waktu klausa 1 terjadi. Waktu tepatnya ditunjukkan dengan bentuk verba di klausa 1.

Dengan bentuk berkelanjutan

Dengan bentuk -te iru, toki menyatakan bahwa aksi di klausa 2 terjadi saat aksi di klausa 1 sedang berlangsung.

テレビを見ている時、電話が鳴った。
terebi o mite iru toki, denwa ga natta
Waktu aku sedang menonton TV, telepon berdering.

テレビ (terebi): TV
見る (miru): melihat
電話 (denwa): telepon
鳴る (naru): berbunyi, berdering, dsb.

(more…)

Tutorial bahasa Jepang Tae Kim: Berbagai penggunaan suru dan naru

Minggu, 17 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Bab mengenai berbagai penggunaan suru dan naru pada Tutorial Bahasa Jepang Tae Kim telah diterjemahkan. Beberapa ekspresi yang dibahas misalnya cara mengungkapkan “saya memutuskan …” dan “saya akan berusaha untuk …”. Silahkan dibaca.

Bagi yang belum tahu: Apa itu Tutorial Tae Kim?

(more…)

Kamus bergambar #10 – sara (皿 | さら)

Jum'at, 15 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Lama tidak berjumpa di kamus bergambar! Beberapa waktu yang lalu kita sempat libur, tapi mulai sekarang mari mulai belajar kata-kata baru bersama lagi :) .

Di kamus bergambar sebelumnya, bahasa Indonesia dari kami (紙) adalah “kertas”. Yang menjawab pertama dengan benar adalah 山下三千代さん!

Kata bahasa Jepang yang akan kita pelajari kali ini adalah sara (皿):

Apa arti sara (皿)?
Sumber gambar: anan.noblog.net

Inilah beberapa contoh kalimatnya:

(more…)

Tadaima: saat ini

Kamis, 14 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

tadaima bisa menjadi teman palsu (false friend) di bahasa Jepang. Ini karena kita pertama kali mengenalnya sebagai ekspresi yang berarti “aku pulang”. Padahal dia bisa berarti hal lain, dan kalau pada kasus tersebut kita salah mengiranya sebagai teman lama kita yaitu “aku pulang” maka kita akan mendapatkan pemahaman kalimat yang aneh.

Sebelumnya telah dibahas bahwa tadaima bisa berarti “baru saja”. Sekarang kita akan belajar arti lainnya yaitu “saat ini”. Dibanding hanya ima (sekarang, saat ini), tadaima terasa lebih formal dan sopan. Perhatikan contoh berikut:

ただ今の時刻は午前10時です
tadaima no jikoku wa gozen juu-ji desu
Waktu saat ini adalah pukul 10 pagi

時刻 (jikoku): waktu
午前 (gozen): pagi
時 (ji): pukul, jam

Perhatikan bahwa artinya bukanlah “waktu saat aku sampai rumah” atau yang semacamnya.

(more…)

Kata paling berbahaya di bahasa Jepang: Anata

Rabu, 13 Mei 2009 oleh Agro Rachmatullah

Kalau di bahasa Jepang ada gelar “kata paling berbahaya”, maka tidak diragukan lagi bahwa yang paling pantas menyandangnya adalah kata “anata“. anata adalah kata ganti orang kedua, jadi dia berarti semacam “anda” atau “kamu”. Dilihat sekilas, sepertinya itu kata yang normal dan bukan kata umpatan atau semacamnya. Tapi kenapa dia berbahaya?

Ini berhubungan dengan masalah sopan-santun dan kalimat yang alami di bahasa Jepang. anata sering dianggap sebagai kata normal oleh pemula, jadi pemula akan menggunakannya secara bebas dan sering. Padahal anata hanya bisa digunakan di kasus-kasus tertentu. Jadinya kata tersebut sering disalahgunakan, yaitu digunakan tidak pada tempatnya.

Cara memanggil “kamu” yang benar di bahasa Jepang

conan menunjuk
“Kamu!”

Tentu setiap bahasa ada untuk memfasilitasi interaksi antar dua orang. Oleh karenanya, pastilah ada konsep “aku” dan “kamu”. Namun di bahasa Jepang, menyebut anata (kamu) adalah cara yang terlalu langsung sehingga terdengar vulgar atau tidak sopan. Ini seakan-akan kamu menunjuk persis ke wajahnya sambil mengatakan “kamu!”. Kalau digunakan dengan teman mungkin dia tidak akan marah, tapi paling tidak hal tersebut tetap akan terdengar aneh.

(more…)