Archive for October, 2008

Tutorial Watarasebashi #24 – Berkenalan dengan partikel topik wa

Selasa, 28 Oktober 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Sekarang waktunya kita untuk berkenalan dengan partikel yang perannya vital di bahasa Jepang yaitu partikel wa (は). Di lagu Watarasebashi, dia pertama kali digunakan pada potongan anata wa di awal-awal. Kita akan berusaha membahasnya dengan rinci dan hati-hati, karena pemahaman yang salah tentang partikel ini akan menghambat studi bahasa Jepangmu.

Penulisan

Pertama-tama, perlu diketahui bahwa partikel wa ini ditulis dengan hiragana “ha” (は). Jadi ingat, huruf は normalnya dibaca “ha” misalnya pada kata はい (hai, iya), namun saat berfungsi sebagai partikel は dibaca “wa”.

Partikel wa ditulis dengan hiragana は (“ha”), namun selalu dibaca “wa”.

(more…)

Tutorial Watarasebashi #23 – Suara panjang dan romanisasinya

Sabtu, 25 Oktober 2008 oleh Agro Rachmatullah

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Saat membahas mengenai hiragana dan katakana, ada satu hal penting yang terlewat yaitu suara panjang. Karena itu, mari kita ganggu sejenak alur pelajarannya dengan membahas konsep tersebut.

Di bahasa Jepang terdapat suara panjang yang jika diucapkan dua kali lebih lama dibanding suara biasanya. Contohnya, jika “a” diibaratkan memakai satu ketukan, “aa” memakan waktu dua ketukan. Ingat, “aa” hanyalah “a” yang dibaca panjang, dan bukan suara “a-a” terpisah seperti pada “Aa Gym”.

Penting bagi kita untuk mengucapkan suara-suara panjang tersebut dengan benar. Sebaliknya, suara pendek jangan diucapkan dengan panjang. Jika tidak, artinya bisa berubah jauh seperti pada dua kalimat berikut: (Tata bahasanya memang belum sepenuhnya kita pelajari, jadi cukup perhatikan saja kata-katanya)

伯父さんはチーズを食べた。
ojisan wa chiizu o tabeta
Paman memakan keju.

伯父さん (ojisan): paman
チーズ (chiizu): keju (Inggris: cheeze)
食べる (taberu): makan

お爺さんは地図を食べた。
ojiisan wa chizu o tabeta
Kakek memakan peta.

お爺さん (ojiisan): kakek
地図 (chizu): peta
食べる (taberu): makan

(more…)

Salah dengar: shokubetsu

Minggu, 19 Oktober 2008 oleh Agro Rachmatullah

Hmm lama tidak berjumpa :) . Mungkin untuk sementara, karena kesibukan yang ada Yumeko tidak bisa menjadi “blog harian”. Tapi akan saya usahakan paling tidak ada postingan tiap minggunya…

Kali ini kita akan berbicara tentang “listening”. Dalam listening, kadang-kadang suatu kata terdengar tidak sebagaimana seharusnya. Ini terutama terjadi pada pembicaraan alami di mana kata-kata mengalir begitu saja dengan cepatnya. Nah, kita akan membahas kasus-kasus tidak ideal tersebut.

Sebagai contoh pertama, coba dengar potongan suara berikut dari cerita Michishige Sayumi tentang taman buaya:

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Download: shokubetsu.mp3 (67 KB)

Inilah yang sebetulnya dia maksud:

(more…)