Di bahasa tertulis, dan terkadang dalam percakapan, sisa-sisa bahasa Jepang klasik masih muncul. Salah satunya adalah akhiran klasik -ki bagi adjektiva-i, menggantikan akhiran -i. Akhiran ini hanya bisa digunakan untuk memodifikasi nomina dan tidak bisa muncul jika adjektivanya mengakhiri kalimat:
悲しき恋 [Kanashimi Twilight: ♪ | 詞]
kanashiki koi
cinta yang menyedihkan
悲しい (kanashii): sedih
恋 (koi): cinta
愛しき悪友 [Itoshiki Tomo e: ♪ | 詞]
itoshiki tomo
temanku tercinta
悪友 (tomo): teman
愛しい (itoshii): tercinta
Perhatikan bahwa 悪友 umumnya dibaca akuyuu dan merupakan sebutan akrab untuk sahabat dekat. (arti literalnya adalah “teman buruk”, mungkin karena kita sering diajak melakukan hal-hal buruk bersama oleh sahabat dekat ) Namun di lagu “Itoshiki Tomo e” ini pengarangnya ingin 悪友 dibaca “tomo”.
良き思い出 [Sakura wa Raku sa: ♪ | 詞]
yoki omoide
kenangan indah
良い (yoi): baik
思い出 (omoide): kenangan
美しき日々 [Utsukushiki Ningen no Hibi: ♪ | 詞]
utsukushiki hibi
hari-hari indah
美しい (utsukushii): indah
日々 (hibi): hari-hari
Kamu terutama akan banyak menemui bentuk -ki ini di lagu dan judul film atau buku. Selain perbedaan nuansa dengan akhiran -i yang modern, artinya persis sama. Bahasa klasik tidak harus selalu susah kan?
Tags: adjektiva, bahasa klasik, berryz koubou, Morning Musume, Morning Musume Tanjou 10nen Kinentai, Sambomaster
hmm… ganbatte kudasaine.. diditunngu posting2an selanjutnya..coz sangat membantu saya belajar bahasa jepang..hehe
baru mulai belajar sih….
@Wira
Terima kasih. Semoga bisa semakin membantu ke depannya
kalau akhiran sa, mi, teki dalam bahasa jepang contohnya apa aja sensei?
@rika-san
untuk sa dan mi, secara teknis bisa adjektiva-i apapun sih… Misalnya takai (tinggi) -> takasa (ketinggian). kanashii (sedih) -> kanashimi (kesedihan). Cuma masalah umum-enggaknya itu ya tergantung adjektivanya masing-masing.
kalau teki untuk mengubah nomina jadi kata sifat. riron (teori) -> rironteki (teoritis). ronri (logika) -> ronriteki (logis)