[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]
Sekarang kita akan belajar partikel o yang menandakan objek langsung. Objek langsung adalah benda yang dikenai aksi suatu verba, misalnya “ikan” pada “saya makan ikan” dan “tembok” pada “dia memukul tembok”.
Penulisan dan cara baca
Partikel o ini di bahasa Jepang ditulis dengan hiragana を (wo). Namun pada prakteknya di percakapan dia umumnya diucapkan “o”, dan karenanya kita akan menggunakan romanisasi o. Tapi ingat, pengucapan “wo” juga akan kamu temui dan sepertinya pada lagu-lagu partikel ini malah lebih sering diucapkan sebagai “wo”. Pada baris pertama lagu Watarasebasi misalnya, partikel ini diucapkan sebagai “wo”.
Penggunaan
Sama seperti partikel de, partikel ini juga ditempelkan di belakang nomina yang ingin ditandai. Inilah contohnya.
sakana o te de taberu
makan ikan dengan tangan
魚 (sakana): ikan
手 (te): tangan
食べる (taberu): makan
Ingat, karena peran katanya ditunjukkan dengan partikel, kita bisa dengan bebas menukar lokasinya. Yang penting verbanya ada di akhir.
te de sakana o taberu
makan ikan dengan tangan
Pada semua contoh di atas, kita tahu bahwa ikan adalah objek langsungnya karena dia ditempeli o. Walaupun letaknya pada kalimat berubah, tidak akan ada kesalahpahaman atau perubahan arti.
Inilah beberapa contoh lain penggunaan partikel o.
kabe o utsu
memukul tembol
壁 (kabe): tembok
打つ (utsu): memukul
doubutsu o ai suru hitobito
orang-orang yang mencintai hewan
動物 (doubutsu): hewan
愛 (ai): cinta
する (suru): melakukan
人々 (hitobito): orang-orang
Perhatikan bahwa ai adalah nomina. Dengan diberi suru dia menjadi verba. Jadi arti literal ai suru adalah “melakukan cinta”. Namun dengan konstruksi seperti ini akan lebih mudah kalau kamu menganggap seluruh kombinasi nomina+suru sebagai suatu verba. Pada contoh di atas, anggap ai suru sebagai suatu verba yang artinya “mencintai”. Tentu saja, bentuk lengkap “melakukan cinta” adalah ai o suru dan kamu juga akan menjumpai bentuk yang menggunakan o tersebut.
yuumei na shousetsu o yomu
membaca novel terkenal
有名 (yuumei): terkenal
小説 (shousetu): novel
読む (yomu): membaca
Perlu diketahui bahwa apa yang merupakan objek langsung di bahasa Indonesia belum tentu diekspresikan dengan sama di bahasa Jepang. Sebagai contoh, pada frasa bahasa Indonesia “menjadi dokter”, verba “menjadi” didampingi objek langsung “dokter”. Tapi di bahasa Jepang, verba naru (menjadi) tidak menggunakan objek langsung. Dengan kata lain, untuk menandai isha (dokter) pada frasa “menjadi dokter” tidak digunakan partikel o namun partikel lain (akan dipelajari belakangan). Kalau ragu, saran saya adalah melihat contoh-contoh kalimat agar mengetahui partikel yang benar untuk suatu verba. Kamus yang memiliki contoh kalimat misalnya Yahoo! Jisho, WWWJDIC (cari katanya lalu klik pranala [Ex]), dan ALC. Jangan kaget kalau partikelnya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan karena cara berpikir di bahasa Jepang memang berbeda dengan cara berpikir di bahasa Indonesia.
Partikel o dengan verba gerakan
Tidak seperti konsep objek langsung di bahasa Indonesia, tempat juga bisa menjadi objek langsung verba gerakan seperti aruku (berjalan) dan hashiru (berlari). Ini artinya kita bergerak melalui atau melintasi tempat tersebut. Bayangkan saja o menandakan objek injak-injakan kaki kita saat bergerak.
machi o burabura aruku
berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: berjalan kota tanpa tujuan)
街 (machi): kota
ぶらぶら (burabura): tanpa tujuan
歩く (aruku): berjalan
kousoku douro o hashiru
berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya)
高速 (kousoku): kecepatan tinggi
道路 (douro): jalan
走る (hashiru): berlari
o pada lirik Watarasebashi
Baris pertama lirik Watarasebashi adalah sebagai berikut:
watarasebashi de miru yuuhi o
(o dibaca “wo” pada potongan lirik ini)
Bisa dilihat bahwa o menempel pada yuuhi (matahari terbenam). Ini artinya “matahari terbenam (yang dilihat dari jembatan Watarase)” menjadi objek langsung dari suatu aksi. Apakah aksinya itu?
Kalimat pertama pada lagu Watarasebashi terdiri dari baris pertama dan kedua. Namun kalau kamu menyelidiki kata-kata yang ada di baris kedua, sebetulnya tidak ada verba di situ. Loh, kok bisa? Kalau tidak ada verba, lalu untuk apa partikel o-nya? Iya, ini memang bisa terjadi karena kalimat pertama di lirik Watarasebashi ternyata menggunakan tata bahasa yang cukup unik. Nanti misteri ini akan kita buka pelan-pelan.
Penutup
Partikel o menandai bahwa suatu kata adalah objek langsung. Bagi verba gerakan seperti aruku (berjalan), objek langsung maksudnya adalah tempat yang dilalui atau dilintasi. Terakhir, kita harus hati-hati karena verba-verba tertentu yang di bahasa Indonesia menggunakan objek langsung seperti “menjadi” ternyata tidak menggunakan partikel o di bahasa Jepang.
Lampiran: daftar kata
Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini.
魚 (sakana): ikan
手 (te): tangan
食べる (taberu): makan
壁 (kabe): tembok
打つ (utsu): memukul
動物 (doubutsu): hewan
愛 (ai): cinta
する (suru): melakukan
人々 (hitobito): orang-orang
有名 (yuumei): terkenal
小説 (shousetu): novel
読む (yomu): membaca
医者 (isha): dokter
なる (naru): menjadi
街 (machi): kota
ぶらぶら (burabura): tanpa tujuan
歩く (aruku): berjalan
高速 (kousoku): kecepatan tinggi
道路 (douro): jalan
走る (hashiru): berlari