matahari yang melihat?
[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]
Di episode sebelumnya kita telah melihat bagaimana adjektiva bisa menerangkan sifat nomina. Hal yang sama juga bisa dilakukan dengan mudah oleh suatu klausa yang diakhiri verba. Misalnya kita punya klausa berikut:
jitensha de kayou
berangkat dan pulang dengan sepeda
自転車 (jitensha): sepeda
通う (kayou): pulang pergi (ke sekolah, tempat kerja, dsb)
Klausa itu bisa digunakan untuk menerangkan nomina misalnya gakusei:
学生 (gakusei): murid
Klausa subordinatnya ditandai dengan warna beda. Seperti yang bisa dilihat, kita tinggal memperlakukan klausanya layaknya suatu adjektiva! Aturan peletakannya juga sama yaitu sebelum nominanya. Dengan ini kemampuan berekspresi kita menjadi jauh lebih luas! Inilah contoh-contoh lainnya:
冬眠 (toumin): hibernasi
する (suru): melakukan
動物 (doubutsu): binatang
Perhatikan bahwa toumin adalah nomina yang artinya “hibernasi”. Dengan diberi verba suru, maka artinya menjadi “melakukan hibernasi” atau sederhananya “berhibernasi”. Banyak sekali nomina yang bisa diubah menjadi verba dengan diberi suru, misalnya benkyou (belajar, nomina) yang menjadi benkyou suru (belajar, verba) dan ai (cinta) yang menjadi ai suru (mencintai).
お箸 (ohashi): sumpit
食べる (taberu): makan
人 (hito): orang
Sumpit bisa disebut hashi maupun ohashi. Kata-kata tertentu memang sering diberi prefix o-, seperti bentou (makanan dalam kotak) yang sering juga disebut obentou. Yang diberi o- terdengar lebih sopan.
ストロー (sutoroo): sedotan (Inggris: straw)
飲む (nomu): minum
女 (onna): wanita, perempuan
シーワールド (shii waarudo): Sea World
泳ぐ (oyogu): berenang
イルカ (iruka): lumba-lumba
低い (hikui): rendah
声 (koe): suara
唸る (unaru): menggeram
人狼 (jinrou): manusia serigala
Nah sekarang kita kembali ke lirik Watarasebashi. Kita punya:
watarasebashi de miru yuuhi
yuuhi berarti “matahari terbenam”. Loh, lalu apakah artinya jadi “matahari terbenam yang melihat di Jembatan Watarase“? Tentu ini tidak masuk akal karena matahari tidak mungkin bisa melihat (kecuali kalau kita bicara kiasan atau fantasi, tapi bukan itu kasusnya di lagu ini). Lalu terlebih lagi matahari tidak bisa datang ke Jembatan Watarase. Ilmu dasarnya telah kita pelajari di episode ini, namun jawabannya harus menunggu di episode berikutnya karena memerlukan penjelasan tambahan.
Penutup
Klausa yang diakhiri verba bisa digunakan layaknya adjektiva. Dengan meletakkannya sebelum nomina, kita bisa menggambarkan nomina tersebut dengan cukup kompleks.
Lampiran: daftar kata
Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini.
自転車 (jitensha): sepeda
通う (kayou): pulang pergi (ke sekolah, tempat kerja, dsb)
学生 (gakusei): murid
冬眠 (toumin): hibernasi
する (suru): melakukan
動物 (doubutsu): binatang
勉強 (benkyou): belajar
愛 (ai): cinta
お箸 (ohashi): sumpit
食べる (taberu): makan
人 (hito): orang
弁当 (bentou): makanan dalam kotak
ストロー (sutoroo): sedotan (Inggris: straw)
飲む (nomu): minum
女 (onna): wanita, perempuan
シーワールド (shii waarudo): Sea World
泳ぐ (oyogu): berenang
イルカ (iruka): lumba-lumba
低い (hikui): rendah
声 (koe): suara
唸る (unaru): menggeram
人狼 (jinrou): manusia serigala
Tags: klausa subordinat, verba
thanks atas postingannya….
jazaakumullahu khairan katsiiran (lho kok jadi bahasa arab?)
maaf, karena saya g tau bahasa jepangnya, maka saya nulisnya pake bahasa arab…..
sumimasen…shitsurei shimasu!
@yamin
Terima kasih juga telah membaca artikel-artikel di situs ini
[...] pada klasusa subordinat, kita bisa menemui partikel no yang artinya sama sekali berbeda dengan contoh di atas. Pada kasus [...]